Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Datanglah Dokter Asing, Mampuslah Kebebasan Akademik

6 Juli 2024   05:45 Diperbarui: 7 Juli 2024   20:26 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Apa yang berbeda, dokter pribumi atau dokter asing? Jika dipandang profesi dokter sebagai taraf penanda cemerlang otak atau hebat status sosialnya.

Lalu, Descartes, Kant, Nietzsche atau Enstein apanya yang remeh? Mereka punya isi kepala menerobos sekian abad lamanya. Pikiran mereka juga melampaui zamannya sendiri. Ah, lebih baik kita sudahilah topik pembicaraan tersebut.

Lantas, apa yang menarik dengan Profesor Bus? 

Satu hal juga yang bisa dibicarakan, yaitu Profesor Bus sebagai orang yang gelisah melihat keadaan di sekitarnya. Dia memilih untuk menolak "tiarap" atau ingin membuktikan sebuah kampus merdeka adalah benar-benar merdeka secara intelektual dan moral. Dia mengendus aroma yang tidak biasanya. Karena dirinya menjadi penghalang keuntungan pribadi, terus Profesor Budi harus didepak dari posisinya.

Jika demikian, baiklah atasan! Anda tahu, jika saya membuat "asap dapur" atasan tidak mengepul. 

Oalah! Di situlah mentoknya dan habis perkara.

Kita mengandai-andai lagi dengan cara agak gila. Bagaimana jika dokter pribumi digaji rendah supaya pribumi tidak berminat menjadi dokter?

Berikutnya, profesi dokter diisi penuh oleh dokter-dokter asong dan aseng. Untuk apa? Supaya para dokter pribumi dibuat menganggur oleh dokter asing.

Pertanyaannya, mungkin sudah ada di kepala publik terutama para dokter. Untuk apa ada 92 hingga 115 Fakultas Kedokteran se-Indonesia? Seluruh mahasiswa kedokteran sekalian dari luar negeri.

Kemudian, kita menyimak alasan pemerintah yang ngotot mendatangkan dokter asing. Menurut kajian atau perhitungannya bahwa rata-rata dokter di Asia Tenggara mencapai 0,20 persen per 1.000 penduduk. Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya 20 dokter spesialis. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rasio dokter spesialis di Indonesia sebesar 0,12 per 1.000 penduduk. Dari seribuan penduduk, hanya 12 dokter spesialis. 

Pertimbangan lain diantaranya jumlah dokter di Indonesia masih kurang, yang tercermin dari rasio sekitar 0,47 sekaligus bertengger di peringkat 147 di dunia. Sampai di sini, salah satu alasan pemerintah untuk menggaet dokter asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun