Lucunya, usai data PDN disandera, akhirnya para peretas itu minta maaf. Lucu yang tidak lucu. Adakah di dunia dimana peretas minta maaf selain Indonesia?Â
Saya kira, mainan teknologi yang tidak masuk akal. Jika perlu, dibuatkan cara untuk merahi tujuan terselubung.
Mengapa geng hacker-nya tidak mendiamkan saja? Bagaimana jika minta maafnya muncul belakangan?Â
Biar nanti Kemkominfo bisa konferensi pers seakan sudah mengembalikan data yang dibobol hacker. Pertanyaan akan berjejer tanda-tanda aneh dan lucu yang tidak lucu. Mohon maaf, ini hanya seandainya saja para pimpinan yang terhormat!
Prasangka lain bisa muncul kembali. Nampaknya ada  semacam drama untuk mengapus suatu data penting secara sengaja.Â
Lalu, mengkambing-hitamkan hacker yang budiman. Ah, sudahlah, sinetron dengan episode yang menggemaskan.
Jika menurut analisis seseorang terhadap PDN dibobol peretas, ini merupakan skenario "pimpinan atas" saat mengakhiri jabatan dalam kuasa negara, maka lebih dahulu dibersihkan dari data-data "kelam." Untuk apa? Agar mereka bisa aman dari jeratan hukum. Begitulah logikanya.Â
Mana ada geng hecker menaruh belas kasihan pada lembaga pemerintahan? Jika ada, tolong tunjukkan fakta atau buktinya!
Prasangka dan imajinasi liar dibiarkan menyerempet kemana-mana. Sehabis anggaran, maka kementerian terkait minta anggaran lagi dari hasil belgedes.Â
Memangnya negara cuma urus data untuk akal-akalan?
Atas drama sekian episode, geng hacker menyebutkan dirinya sebagai Brain Chiper Ransomware (nyaris saya "keseleo" menyebut Bryan Adam, ehem) yang bobol data PDN makin kocak.