Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Survei Bayaran, Nyinyir Lagi

11 Oktober 2023   15:55 Diperbarui: 3 Maret 2024   18:46 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartun Dua Orang Berdebat (Sumber gambar: iStock)

Makanya langsung komentari ocehan kawan saya. Apa katanya?

Saya yang diminta sebagai sponsor atau mencari sponsor lembaga survei. Kawan saya akan mendukung jika saya dapat sponsor survei. Dia gemes atas judul tulisan saya. Yang jelas dia tidak setuju dengan hasil survei elektabilitas bacapres versi LSI Denny JA. Titik.

Lalu, saya mengomentari atas tanggapan kawan. “Bikin juga survei, bosku! Nyinyir, nyinyir, dan nyinyir terus. Kok kader begitu ya ngomongnya. Saya suka nih Tahafut at Tahafut ala zaman batu dan zaman AI.”

Yang membuat “ngilu” membaca chat kawan, diantaranya tudingan terhadap LSI Denny JA disponsori. “Memang bro dari dulu suka berpasangka buruk (sambil ketawa). Sudah tentu, setiap Lembaga Survei (LS) dibayar. Memangnya LS proyek “thank you.” Coba tunjukkan Lembaga Survei mana yang gratis? Begitu pintaku. Begini. Bikin juga Lembaga Survei? 

Soal ada sponsor atau tidak itu urusan lo, bosku. Kalau ada Lembaga Surveinya, diuji di lapangan. Bagaimana? 

Makanya, jangan nyinyir melulu kalau baru kenal Denny JA. Yang terakhir ini sesuai pertanyaan yang ditujukan kepada kawan, yaitu sudah berapa lama kawan mengenal Denny JA.”

Sambung komentar lagi dari saya. “Ini berlaku bagi setiap bacapres. Kalau pendukung Ganjar atau Prabowo yang keberatan karena elektabilitasnya hanya 5 persen di Sumatera Utara atau di Sulawesi Selatan, misalnya. Silahkan juga Tim Pemenangan atau parpol pengusung Ganjar dan Prabowo buat survei internal. Soalnya, saya kalau berbeda pilihan politik, tidak pernah saya nyinyir, apalagi mengata-ngatai dan menghujat segala sama orang.”

Kawan mengatakan jika saya yang kebakaran jenggot. Kawan saya rupanya mencolek saya di grup WA di sebelah. Yang jelas sudah ada survei elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anies. Sekian persen, sekian persen, sekian persen. Kalau tidak percaya, bro, mana Lembaga Surveinya bosku? Atau cuma nyinyir?

Lain halnya kawan yang saya tidak kenal. Menurut bisik-bisik, kawan yang tiba-tiba nyelutup itu adalah adik kawan yang sebelumnya menyoroti tulisan saya. 

Oh, begitu ya. Dia mengatakan lembaga survei tidak lebih dari proyek. Dia membandingkan Anies yang dibujuk oleh duit dari pengusaha. 

Karena tersangkut masalah, sehingga batal. Katanya, Anies tidak punya duit untuk menyogok atau membungkam lawan politik. Kurang kreatif amat jika cara membungkam lawan politik lewat duit. Memangnya duit bisa mengubah Indonesia seketika. Kalau salah urus duitnya, bisa jadi bumerang bacapresnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun