'Era romantik' ala partai Demokrat antara masa "pertunangan " dan "pertemuan" ke arah koalisi telah terjajaki. Akhirnya, Demokrat "si Partai Biru" nampak segar-segar kembali.Â
Ia betul-betul move on sehabis "lamarannya" kandas di tengah jalan dengan Anies Baswedan dan Partai Nasdem.Â
Ia sudah lalui hidup "sebatang kara" pasca Anies pindah ke "lain hati" (kayaknya nongol bonus tanda kutip di paragraf awal). Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Demokrat sudah arungi aral melintang di dunia "pertunangan" politik.
Ia melewati urungnya "ijab kabul" di "pasar politik" bakal calon wakil presiden. Meski sulit terlupakan, ucapan selamat dari AHY untuk Anies dan bakal calon wakil presidennya, Muhaimin Iskandar begitu asyik dalam tontonan.
Itu sudahlah. AHY seakan menutup buku, 5 September yang lalu dan membuka lembaran baru. Penanda cuaca politik sudah cerah lagi.Â
Harap penonton menyimak secara seksama babakan demi babakan pertemuan politik. Tentu AHY-Demokrat tidak ingin larut dari 'ketertelikungan'. Karena itu, semuanya tidak ada dalam buku seni politik.
Bagi AHY-Demokrat, 17 September 2023 menjadi hari ceria. Sebuah babakan berikutnya menjelang pemilihan presiden sedang dinantikan.
***
Kelenturan pandangan dan sikap politik Demokrat lebih leluasa "mendaratkan" pilihan kemana arah koalisinya.Â
Dari masa politik "sebatang kara" ke pilihan koalisi semakin plus ditandai oleh bakal terjalinnya Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) membuat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang 'periang' di kediaman bakal calon presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.Â
Pertemuan itu mungkin bisa dinikmati sebagai tanda komunikasi yang "dikodekan" oleh PAN dan Golkar terhadap rencana koalisi antara Demokrat dan KIM.