Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sebelum Posmodernisme, Ini Secuil Ikhtisar tentang Sejarah Pemikiran Modern

27 April 2023   09:33 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, ide keluasan. Suatu ide yang memungkinkan saya mengerti tentang materi (tubuh, benda-benda, obyek-obyek) sebagai dimensi keluasan, sebagaimana hal itu bisa dipelajari secara kuantitatif (matematika, geomertri atau ilmu ukur).

Bagi Descartes, ada sesuatu yang menggerakkan tidak bisa diragukan keberadaannya adalah bahwa saya sedang sangsi (doubt). "Saya berpikir maka saya ada" (cogito ergo sum) sebagai pembuktian adanya saya yang ragu secara langsung. "Aku yang berpikir" merupakan kebenaran filsafat pertama (primum philosophicum). "Aku yang berpikir" ini lebih nyata daripada dunia materi yang kita tangkap dengan indera kita.

Sejalan dengan Decartes, Baruch Spinoza dalam Ethics (1959) pula membagi dua substansi: jiwa dan tubuh. Substansi 'jiwa' dan 'tubuh' merupakan dua substansi yang berbeda. Hanya satu Substansi, yaitu Deus sive natura (Tuhan atau alam). Tuhan dan alam adalah satu dan sama (monis).

Natura naturans (sebagai substansi dan sebab); Natura naturata (sebagai akibat dan mode) saling berhubung. Esensi Tuhan sebagai Naturing Nature (Natura naturans), esensi-Nya terpantul dari alam yang melahirkan dan mengandung esensi mode sebagai Natured Nature (Natura naturata, tercermin dari alam yang dilahirkan). Jadi, Natura naturans memancarkan tanda atau wajahnya dalam Natura naturata.

Menurutnya, tubuh sebagai mode keluasan (extension) dan pikiran sebagai mode pemikiran (thought). Pikiran atau jiwa (mind) individu pertama-tama terdiri dari hal paling pokok dari mode pemikiran, yakni 'ide'. 

Segala sesuatu sekaligus merupakan tubuh dan pikiran, wujud dan ide (monisme/paralelisme). Ide-ide yang memadai membentuk rangkaian sistematis, yang memiliki tiga puncak, yaitu ide tentang diri sendiri, tentang Tuhan, dan hal-hal lain.

Tubuh dan pikiran tidak lebih dari sesuatu yang terjadi pada salah satu dan lainnya secara terpisah, berturutan, karenanya bersifat otonom. Tetapi, ada kesesuaian antara 'tubuh' dan 'pikiran', karena Tuhan sebagai substansi tunggal yang menguasai semua atribut. Tidak menciptakan apapun tanpa menciptakannya pada setiap atribut dengan mengikuti  tatanan yang sama.

Setiap atribut "dipahami melalui dirinya dan pada dirinya." Atribut berbeda-beda dalam realitas. Ciri ketidakterbatasan dari atribut yang terlihat dalam esensi kita, yaitu atribut pemikiran (thought) dan keluasan (extension), karena kita terdiri dari pikiran dan tubuh.

Tubuh menunjukkan keluasan dan keluasan merupakan atribut dari substansi Tuhan. Spinoza melihat segala sesuatu sub specie aeternitatis (melihat segala sesuatu dari persfektif keabadian).

Demikian halnya dengan aliran rasionalisme dalam filsafat, seperti Leibniz. Sosok Leibniz percaya pada ketidakterhinggaan jumlah materi, yang disebutnya sebagai 'monade-monade'. Setiap monade akan memiliki sifat fisik, tetapi hanya ketika dianggap abstrak. Senyatanya, setiap monade adalah sebuah jiwa. Tidak ada dua monade, yang bisa saling memiliki hubungan kausal. Ketika seolah-olah terlihat memiliki hubungan tersebut, penampakan ini menipu.

Bahwa setiap monade mencerminkan alam semesta, bukan karena alam semesta memengaruhinya. Tetapi, karena Tuhan telah memberinya sebuah sifat yang secara spontan menyebabkan pencerminan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun