Jika kita yakin terhadap pernyataan dalam video yang diunggah YouTube CakNun.com di beberapa waktu yang lalu begitu viral.Â
Cak Nun sapaan akrab Emha Ainun Nadjib menyentil hal-hal sangat sensitif dalam satu acara.
Jejak-jejak "Markesot Bertutur Lagi" sebagai salah satu buku karya Cak Nun akhirnya tidak secerah dalam episode perjalanan kekaryaannya. Mengapa kita tertegun dengan Cak Nun?
***
Pharaoh (Firaun) yang dikisahkan dalam 'kitab suci' telah menurunkan suatu cuilan kisah lewat bahasa tutur Cak Nun.Â
Kisah yang berhubungan dengan zaman kegelapan di Mesir kuno, ribuan tahun sebelum masehi.
Kita abaikan kisahnya. Sekarang, kita bisa membaca dalam salah satu edisi di media online.
Masih edisi 18 Januari 2023, dalam detik.com bertajuk "Cak Nun Usai Ibaratkan Jokowi Firaun itu Saya Kesambet"betul-betul menyita perhatian. Ia menjadi berita heboh.
Sebagai sosok kritikus kebudayaan, Cak Nun menunjukkan dirinya dalam retorika yang hebat. Petuah dan idenya  bukan main. Dia bukan budayawan recehan.
Lihatlah! Di acara Mocopat Syafaat dan Tawashushulan menyelipkan julukan  yang ganjil. Suatu acara yang membuat warganet dan publik terpanah.
Pernyataannya di bawah kritik nampak menjurus ke permainan bebas tanda. Retorika yang dikemas sedemikian rupa mula-mula tenang dan mencapai titik klimaks ujaran yang bersifat reaksioner dan serampangan.