"Iman loe kok lemah amet Nun.... Masih bisa kemasukan setan,..."
"Ustad bukan, komika bukan, ga jelas."
Begitulah, kritik atas kritik yang tidak terbantahkan. Tidak ada orang lain yang mengkritik seseorang, kecuali dirinya sendiri.
Saya tidak memahami lebih jauh apa yang dikomentari orang-orang di media online. Saya kira, setiap orang akan berusaha untuk tidak terjebak dengan 'agen kemabukan berbicara'.
Coba bayangkan, andai Cak Nun hidup bukan di era demokrasi. Dia tidak bakal berbicara bebas. "Keseleo" sedikit saja, penjara tempatnya. Dia dijebloskan dalam tahanan politik. Masih mending itu, jika seseorang diculik misalnya, bahkan dibunuh secara misterius. Kengerian di hadapan kita. Memang demokrasi masih menyisakan rapor buruk. Yang jelas, kita tidak dicekal atau ditangkap seenaknya. Setiap orang berhak berbicara bebas yang bertanggungjawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H