Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kekerasan Bahasa Itu adalah Aku

3 Februari 2023   17:33 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:51 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kekerasan Bahasa (Sumber gambar: deepublishstore.com)

"Iman loe kok lemah amet Nun.... Masih bisa kemasukan setan,..."

"Ustad bukan, komika bukan, ga jelas."

Begitulah, kritik atas kritik yang tidak terbantahkan. Tidak ada orang lain yang mengkritik seseorang, kecuali dirinya sendiri.

Saya tidak memahami lebih jauh apa yang dikomentari orang-orang di media online. Saya kira, setiap orang akan berusaha untuk tidak terjebak dengan 'agen kemabukan berbicara'.

Coba bayangkan, andai Cak Nun hidup bukan di era demokrasi. Dia tidak bakal berbicara bebas. "Keseleo" sedikit saja, penjara tempatnya. Dia dijebloskan dalam tahanan politik. Masih mending itu, jika seseorang diculik misalnya, bahkan dibunuh secara misterius. Kengerian di hadapan kita. Memang demokrasi masih menyisakan rapor buruk. Yang jelas, kita tidak dicekal atau ditangkap seenaknya. Setiap orang berhak berbicara bebas yang bertanggungjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun