Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Si Pengendara Vespa Kuning dan Seni Berpolitik

20 Januari 2023   13:39 Diperbarui: 19 Februari 2023   05:48 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Riwan Kamil sedang mengendarai vespa kuning saat tinggalkan kiantor DPP Partai Golkar (Sumber gambar: kompas.com)

Suatu dunia yang kelewat modern membuat tidak abai terhadap alam. Ketika kita lebih menghayati saat nyaman di situ pula rasa bosan menyelimuti.

Sosok Ridwan Kamil terkena ungkapan "dipuji tidak terbang, dihujat tidak tumbang." Dia lebih berada sebagai sosok profesional, ketimbang sosok amatir yang kerap nekat.

Terlepas konstelasi politik dari hari ke hari berubah-ubah, semuanya  masih lazim bagi Ridwan Kamil berhadapan dengan tantangan atau ujian tiba-tiba muncul. Sosok visioner menandakan perpaduan antara pikiran dan tekad membara, hasrat dan kreativitas, renungan dan upaya keras. Dia menemukan kekuatannya dalam sebuah jalur politik yang berseni tinggi.

Boleh saja kandidat atau politisi lain penuh dengan tanda-tanda. Meskipun dinilai ambisi politik, tetapi dia tidak menghiraukannya. Foto-foto di medsos menjadi wajah yang mengandalkan wawasan etis dan realistis sang pemimpin masa depan. Semua yang ada dalam foto merupakan kesederhanaan, ketidakpura-puraan, keterusterangan, dan kerseriusan bekerja dengan pengabdian. Tatapannya tanpa tatapan kebencian pada musuh. Dia tidak berpihak pada haluan kanan dan haluan kiri. Semua bisa hidup berdampingan dalam tatapan yang tulus dan lugu.

Dari kepemerintahan yang telah dia pikirkan masak-masak. Kini, dia harus memilih kehidupan yang menantang, yakni pilihan politik untuk maju beberapa langkah ke depan.

Pilihan politik itu dengan berbagai alasan yang kira-kira masuk akal. Dia harus menempuh jalan itu. Apapun resikonya, dia sudah renungkan begitu mendalam.

Melalui ruang publik dan warganet mengenal siapa sosok, yang berkaitan dengan sosok visioner. Kesepakatan politis dikemas tanpa kompensasi kekuatan laksana kehidupan sang pesolek. Kehingar-bingaran akrab dengan sang pesolek. Dia lebih memilih dalam ketelitian dan kehematan dirinya.

Citra Ridwan Kamil sama sekali bukan aktor yang telah mengganti jubah opurtunis totok yang terlalu digandrungi. Dia tidak mengungkapkan siapa dirinya. Warga yang bisa menguak siapa dirinya. Dia menyatakan esensinya tanpa meniru-niru wajah orang dengan polesan yang melimpah.

Impian tiruan ditanggalkannya dan mengubah penampilan apa adanya sama dengan penampilan di atas panggung politik. Dia tidak mendapatkan keistimewaan saat bergabung partai politik. Kecuali dia menjaga kekuatan jati dirinya agar tidak kepleset dalam ruang kosong.

Bagaikan sang pengantin yang terlebih dahulu melamar pada sang pujaannya. Dia tidak menampilkan kecuali dalam harapan masa depannya. Suatu masa depan yang mengandung titik krusial.

Terhadap parpol yang dilamarnya, Ridwan Kamil menjadi pasangan serasi bisa diterima. Tidak ada yang sempurna dengan siapa yang dilamarnya. Kesempurnaan itu diperolehnya saat berusaha untuk menyesuiakan diri dengan parpol paling eksentris dalam dunia nyata. Dia bersedia menjalani realitas politik melalui pilihan pada parpol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun