"Untuk Sanggang sendiri komoditas unggulannya ada alpukat dan durian. Kalau di sini lebih cenderung ke tanaman palawija, jarang sekali ada yang menanam padi," terang Janu.
Informasi yang diberikan Janu ini selaras dengan Angelo yang di awal menyampaikan bahwa pupuk organik ini juga dapat digunakan untuk tanaman selain padi, yaitu palawija.
Setelah materi selesai dipaparkan oleh Kans.id, kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan pupuk. Pembuatan pupuk organik ini tidaklah sulit dan bahan-bahan yang diperlukan juga mudah didapatkan. Bahan-bahan yang perlu disiapkan sangatlah sederhana, seperti air, buah pisang, buah pepaya, akar pisang, EM mol, garam, penyedap rasa, telur, sabut kelapa, daun kelor, daun lamtoro (mlanding), dan galon kosong. Bahan-bahan tersebut dimasukan ke dalam galon dan diisi air secukupnya, kemudian di kocok hingga menyatu.
Masyarakat tampak antusias saat mengikuti kegiatan pelatihan. Melalui adanya kegiatan ini, diharapkan wawasan dan keterampilan masyarakat Desa Sanggang dapat meningkat. Harapannya, inovasi ini dapat dikembangkan sebagai alternatif solusi dari subsidi pupuk kimia yang kian menurun mampu memperbaiki kualitas tanah sehingga dapat mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H