PENGGUNAAN E-WALLET DALAM KEGIATAN EKONOMI PADA ERA GLOBALISASI DI INDONESIA
Sistem pembayaran  elektronik (epayment) bisa dibilang salah satu solusi untuk media pembayaran atau penyimpanan uang sementara. Saat ini e-payment sedang berkembang dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, baik dalam bentuk kartu (Emoney) maupun berbasis aplikasi (e-wallet). Dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan aplikasi, konsumen  dimanjakan dengan berbagai kemudahan saat membayar. Namun di sisi lain, Ada beberapa kasus  penggunaan dompet elektronik, salah satunya  dari pengguna Gojek (Gojek e-commerce).Â
Pengguna jasa pernah menjadi korban  peretasan data dan kehilangan nominal pulsa Gopay di Gopay Credits. Peretasan data pelanggan  terkait informasi  nama, alamat email, nomor telepon, dan saldo uang elektronik berhasil dicuri dari server Gojek oleh penjahat siber untuk mengambil saldo  akun yang diretas.Â
Solusi bagi kejadian-kejadian yang ditimbulkan dari penggunaan e-wallet adalah salah satunya yaitu perusahaan yang menyediakan jasa e-wallet harus lebih meningkatkan keamaanan dalam system e-wallet sehingga data tidak mudah diretas orang lain dan dapat menmbulkan kerugian bagi penggunanya. Kemudian bagi penguna e-wallet juga harus mau meningkatkan status pemakaian e-walletnya kepada tingkat keamanan yang lebih tinggi dengan mem verivikasi data pribadi dan akun email yang mereka gunakan, serta harus teliti dan tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan perusahaan e-wallet yang digunakan.
Kata kunci : e-wallet, kelemahan, solusi
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini telah membawa banyak perubahan pada karakteristik perilaku belanja konsumen yang mengunjungi toko tempat produk dijual secara online dan melakukan pembelian langsung. Perilaku pembayaran pembelian produk juga berubah, konsumen  beralih dari pembayaran  tunai atau kredit ke sistem pembayaran digital dengan  berbagai aplikasi yang tersedia baik dari bank besar maupun  penyedia dana lainnya (Kusnawan, Diana, Andy, & Tjong, 2019)
Sistem pembayaran  elektronik (epayment) bisa dibilang salah satu solusi untuk media pembayaran atau penyimpanan uang sementara. Saat ini e-payment sedang berkembang dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, baik dalam bentuk kartu (Emoney) maupun berbasis aplikasi (e-wallet).
Menurut BI (Bank Indonesia), proses transaksi tunai minimal Rp. 174,3 triliun/hari, Rp, baik pembayaran dari bank maupun LSB. Ini adalah 8,8 triliun / hari. Hal ini membuktikan bahwa meskipun pembayaran elektronik telah berkembang dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat umum, persentase penggunanya masih lebih rendah dibandingkan persentase pengguna tunai. Â Hal ini disebabkan kurangnya kenyamanan dan keamanan e-commerce, baik itu kartu debit maupun kartu kredit, misalnya jika kartunya rusak atau hilang.(Mulyana & Wijaya, 2018)
Dengan diluncurkannya produk kartu FLAZZ, Bank BCA pertama kali mengalihkan perilaku pembayaran ke digital kemudian ke Bank Mandiri dengan eMoney. Kedua kartu tersebut dapat digunakan dalam berbagai cara, termasuk belanja, tol, parkir, dan  fasilitas umum seperti jalur komuter dan bus. Dengan semakin berkembangnya perusahaan  penyedia  jasa transportasi online, turut memicu munculnya beberapa perusahaan fintech yang menyediakan jasa pembayaran.
Dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan aplikasi, konsumen  dimanjakan dengan berbagai kemudahan saat membayar. Namun di sisi lain, konsumen menjadi lebih bersedia menghabiskan lebih banyak uang untuk dana digital daripada membayar jumlah yang sama secara tunai.Saya belum menyadarinya.
Terdapat beberapa permasalahan yang ditimbulkan bagi pengguna e-wallet yang akan dibahas pada bagian pembahasan.
METODE
Metode yang digunakan adalah anlisis dekriotif kualitatif dimana sumber-sumber yang diperoleh sebagai data didapatkan dari telaah artikel, jurnal maupun skripsi pada penelitian sebelumnya
PEMBAHASAN
E-wallet di Indonesia kebanyakan digunakan oleh kalangan millenial karena ewallet itu sendiri merupakan teknologi fintech terbaru yang menawarkan sistem pembayaran instan yang hadir di tengah masyarakat. Generasi millenial terkesan sangat konsumtif dalam berbelanja karena berbelanja dengan menggunakan e-wallet itu memudahkan, cepat dan efisien, sementara generasi millenial cenderung menyukai hal-hal yang bersifat instan.
Promosi (disingkat promo) merupakan hal yang paling diminati oleh mahasiswa, seolah menjadi daya tarik yang besar bagi mereka. Setiap ingin membeli segala sesuatu harga dan promo sangat signifikan menjadi bahan pertimbangan karena dengan demikian mereka dapat menghemat pengeluaran, terutama mahasiswa perantau.
Kemudahan dalam melakukan berbagai transaksi dapat menjadi alasan seseorang untuk menggunakan produk tertentu.Â
Mahasiswa cenderung menyukai hal-hal yang mudah dalam penggunaannya karena dianggap cepat menyelesaikan pekerjaannya. E-wallet dikenal menawarkan kemudahan dalam pengoperasiannya.
Dompet elektronik dapat digunakan melalui Internet tanpa masalah. Hal ini dapat memiliki efek positif dan  negatif pada penggunaan layanan e-commerce. Ada beberapa kasus  penggunaan dompet elektronik, salah satunya  dari pengguna Gojek (Gojek e-commerce). Pengguna jasa pernah menjadi korban  peretasan data dan kehilangan nominal pulsa Gopay di Gopay Credits. Peretasan data pelanggan  terkait informasi  nama, alamat email, nomor telepon, dan saldo uang elektronik berhasil dicuri dari server Gojek oleh penjahat siber untuk mengambil saldo  akun yang diretas.
Kasus ini adalah jenis penipuan phishing yang melibatkan pencurian informasi sensitif dengan memperoleh akun korban untuk tujuan tertentu. Masalah lainnya adalah pengguna OVO (PT, e-commerce dari  Visionet Internasional)  mengeluhkan transfer dari rekening bank ke saldo OVO mereka tidak sampai ke tujuan. Ada juga keluhan pelanggan tentang hilangnya pulsa OVO yang tidak terpakai.
Meluasnya kelemahan  sistem pembayaran elektronik  tidak membatasi penggunaan layanan ini di masyarakat. Berdasarkan data  Bank Indonesia, jumlah transaksi e-commerce meningkat 260.186.581 dari tahun 2016 ke 2017, naik 38%  dari tahun sebelumnya. Survei pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 menemukan bahwa 65,98% pengguna Internet dapat dicuri datanya, menurut data  dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) (APJII).idEA, 2017). Ditemukan bahwa penggunaan e-commerce tidak menurun, meskipun kesadaran publik terhadap pencurian data telah meningkat.
Meskipun banyak pengguna e-wallet, mereka tetap menganggap bahwa e-wallet belum dapat menggantikan dompet konvensional karena belum semua kebutuhan dapat difasilitasi oleh e-wallet. Misalnya, masih banyak restoran, tempat makan pinggir jalan, bengkel motor dan mobil yang belum bekerjasama untuk memfasilitasi penggunaan e-wallet, sehingga uang cash masih harus tetap tersedia jika berbelanja di tempat-tempat yang tidak memiliki fasilitas tersebut.
SOLUSI
Solusi bagi kejadian-kejadian yang ditimbulkan dari penggunaan e-wallet adalah salah satunya yaitu perusahaan yang menyediakan jasa e-wallet harus lebih meningkatkan keamaanan dalam system e-wallet sehingga data tidak mudah diretas orang lain dan dapat menmbulkan kerugian bagi penggunanya.Â
Kemudian bagi penguna e-wallet juga harus mau meningkatkan status pemakaian e-walletnya kepada tingkat keamanan yang lebih tinggi dengan mem verivikasi data pribadi dan akun email yang mereka gunakan, serta harus teliti dan tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan perusahaan e-wallet yang digunakan.
SIMPULAN
Tiga alasan mendasar mahasiswa menggunakan e-wallet sebagai metode pembayaran, yakni karena adanya promo yang ditawarkan, kenyamanan dalam bertransaksi, dan kemudahan dalam pengoperasiannya. Namun, untuk menarik minat orang menggunakan e-wallet, para penyedia jasa harus bekerja sama dengan beragam merchant, yang promo-promonya semakin menarik minat penggunanya untuk menggunakan e-wallet dalam berbelanja.Â
Dalam menggunakan e-wallet, mahasiswa tidak saja merasakan kenyamanan dalam berbelanja, tapi juga kenyamanan dalam pembayaran karena dapat dilakukan dimana saja selama pengguna terhubung dengan internet.Â
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh e-wallet salah satunya adalah tampilan aplikasi yang sederhana yang membuat banyak pengguna dapat memahami cara pengoperasiannya dengan cepat.Â
Terlepas dari berbagai alasan yang mendasari kenapa mahasiswa menggunakan ewallet, namun sistem pembayaran seperti ini sangat rentan terhadap aksi peretasan (hacking) oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat berpotensi menjadi kelemahan terbesar pada e-wallet di kemudian hari jika developer dari aplikasi tersebut meremehkan dan menyepelekan keamanan data pengguna. Ini sangat tergantung pada proteksi service provider atau bank dan kehati-hatian penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnawan, A., Diana, S., Andy, A., & Tjong, S. (2019). Pengaruh Diskon pada Aplikasi e-Wallet terhadap Pertumbuhan Minat Pembelian Impulsif Konsumen Milenial di Wilayah Tangerang. Sains Manajemen, 5(2), 137–160. https://doi.org/10.30656/sm.v5i2.1861
Mulyana, A., & Wijaya, H. (2018). Perancangan E-Payment System pada E-Wallet Menggunakan Kode QR Berbasis Android. Komputika : Jurnal Sistem Komputer, 7(2), 63–69. https://doi.org/10.34010/komputika.v7i2.1511
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H