Pemeraman dengan menggunakan karbit saat dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama menyisir buah pisang yang belum matang letakkan dalam karung.
Tahap kedua membungkus karbit dengan pelepah pisang dan dimasukkan diantara pisang yang telah disisir. Tahap ketiga tutup karung dengan rapat dan simpan di tempat tertutup dan memiliki suhu yang hangat.
Tahap keempat diamkan pisang hingga 2 sampai 3 hari. Apabila sudah terdapat bintik bintik hitam pada kulit pisang dan warna kulit pisang sudah menguning maka pisang sudah matang dan proses pengkarbitan telah selesai.
Buah pisang yang diperam dengan karbit memiliki warna kulit yang berbeda dengan pisang yang matang di pohon, pisang yang dikarbit cenderung memiliki bintik hitam pada kulitnya dan warna yang kurang fresh.
Pisang hasil pemeraman tidak memiliki bau yang harum seperti pisang yang matang di pohon dan memiliki rasa yang berbeda. Buah pisang hasil pemeraman juga lebih mudah busuk daripada buah yang matang alami dan juga dapat mengurangi nutrisi yang terkandung dalam buah pisang.
Pisang yang matang secara alami mengandung vitamin B, vitamin C, protein, serta karbohidrat. Akan tetapi pisang yang dimatangkan dengan menggunakan dengan karbit memiliki nutrisi yang kurang sempurna dikarenakan pisang tersebut "dipaksa" untuk matang lebih cepat, sehingga saat mengkonsumsi buah pisang tidak akan mendapat manfaat bagi kesehatan. Bahkan terdapat beberapa kasus yang terjadi, setelah mengkonsumsi buah pisang karbitan menyebabkan pusing, diare, mual dan muntah.
Melakukan dan mengkonsumsi buah yang diperam menggunakan karbit tidak dilarang, akan tetapi alangkah baiknya mengkonsumsi buah yang matang secara alami atau matang dari pohon guna mendapatkan manfaat yang lebih optimal dan terhindar dari gangguan kesehatan.
Referensi
https://web.archive.org/web/20131220024228/http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemeraman-pisang
https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2011/05/03/16074090/lifestylefood
https://doktersehat.com/informasi/kesehatan-umum/bahaya-pisang-karbitan/amp/