Mohon tunggu...
Itsme.ErlLin
Itsme.ErlLin Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - mahasiswa

Aku hanya ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku yang Tak Sempurna

20 Oktober 2019   07:47 Diperbarui: 23 Oktober 2019   09:11 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama ku  Vandha umur ku 19 tahun.,aku anak ke dua dari tiga bersaudara,Ayah ku bekerja sebagai seorang guru di sebuah "SMA NEGERI " yang tak jauh dari tempat ku tinggal  sedangkan ibu ku hanya seorang ibu rumah tangga biasa. 

Dari kedua saudara ku aku hanyalah seorang anak yang memiliki kekurangan, aku cacat sejak lahir,kaki ku yang sulit berjalan jika tidak di bantu , dan jari manis dari tanggan kiri ku lebih pendek dari jari jari ku yang lain dan perasaan kurang percaya diri lah yang aku punya bahkan,  aku sering berpikir jika hadir ku hanya membuat beban bagi keluarga ku .

Aku cemburu  pada saudara saudara ku yang memiliki banyak sekali kelebihan, dalam diri mereka .Mereka yang selalu jadi pusat perhatian  banyak orang, 

Sedangkan aku ???

Aku hanya memiliki suara yang bagus yang tak pernah aku tunjukan sebab aku malu dengan semuah keadaan ku yang seperti ini yang terlahir tidak sempurna.  

Sering sekali aku memproteskan keadaan ku pada Tuhan, aku merasa bahwa Tuhan tak pernah adil dalam hidup ku, dia hanya memberi ku hidup untuk menjadi beban pada banyak orang , dia menciptakan ku sebagai seorang anak yang hanya bisa berdiam diri  dan  merasa  bahwa aku  memang  benar  benar  tidak  layak  untuk  hidup lagi. 

Hingga  suatu  saat  sebuah  kejadian  yang  tak  pernah kami  bayangkan  terjadi  dalam  keluarga  kami. Ayah ku menjadi seorang korban tabrak  lari hingga meninggal  dunia ,orang yang  selama  ini  kami  kenal dengan  sosok seorang  ayah  yang  selalu semangat  menjalankan  tugas  nya sebagai  ayah yang  baik, ayah tidak  pernah  lelah  memberi  motivasi positif terhadap  kami,  terlebih  untuk  aku agar tetap  bersyukur Dan semangat. 

Dan kini  kami kehilangan sosoknya  ,ibu ku sangat syok karna kehilangan ayah sosok laki laki yang dia cintai. Ibu yang semula ceria kini menjadi murung, aku bingung  bagaimana  caranya  aku bisa menyemangati   ibu sedangkan aku sendiri tidak memiliki semangat dalam diri ku." 

Suatu malam  aku merenungkan nasip ku aku bertanya dalam kesunyian dan sekali lagi aku menyalahkan Tuhan. 

Tuhan......,,???

 Kenapa kau mengambil Sosok yang kami sayangi? Seharusnya kau mengambil aku yang  tidak berguna ini ,aku merasa hidup ku semakin tidak adil lagi, aku yang terlahir cacat,  dan sekarang aku kehilangan ayah. Dalam kesedihan ku, kakak ku mesuk kedalam kamar dan memeluk ku lalu dia berkata

" sudah dek jangan  bersedih lagi karna papa sudah bahagia di sana. Dan jangan merasa seperti ini lagi kasian mama, 

Sekarang kamu tidurlah biar jangan sakit ingat basok akan selalu ada harapan baru bagi mu, tersenyumlah. 

 Dia membantu ku tidur  dan mencium kening ku, aku tau kakak hanya pura pura kuat Menyembunyikan kesedihannya di depan ku  Tapi dalam hatinya dia pasti sangat terluka lebih dari aku

                     ***

Hari hari semakin berlalu setelah ayah pergi ,aku yang selalu merasa tidak bahagia kini menjadi lelah,hingga suatu pagi aku mencoba memandang ke luar, aku menatap beberapa burung yang asik bermain di Angkasa  berterbangan ke sana kemari dengan mengeluarkan kicauan yang begitu mewarnai. Hingga ada se'ekor

Burung kecil berdiri di depan rumah dengan sayap kiri yang berdarah dia berhenti sejenak  dan mengeluarkan suara kemudian berusaha terbang lagi, terbang yang tinggi walaupun sulit di lakukannya. 

..Kejadian sederhana itu mengajarkan aku bagaimana berusaha dan bersyukur, satu pertanyaan hadir dalam pikiran ku

'burung kecil itu juga memiliki penderitaan tapi mau untuk berusaha bangkit dan menjalani hidupnya seperti biasa.

Lalu aku??  

Apakah aku harus hidup dalam situasi ini? Hidup seperti seorang yang tidak berdaya lagi, sedangkan aku memiliki bakat dalam hal bernyanyi tapi kenapa aku pernah mencobanya? Kenapa aku selalu merasa tidak berarti apa pun dalam dunia?   

Dan dari kisah burung tersebut  aku mulai belajar arti kehidupan dan merasa bahwa Tuhan menciptakan aku dengan kekurangan ku ini, dia memiliki rencana yang akan aku belajar untuk mengatahui apa rencananya menciptakan aku seperti ini.... 

"ayah..... ? Terima  kasih sebab semasa hidup mu kau selalu mengajarkan aku untuk tetap semangat dalam hal apa pun itu dan sekarang aku tidak Lagi merasaKan yang nama nya tidak percaya diri. 

 Aku rindu hadir mu ayah. 

          Kupang 19 oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun