Mohon tunggu...
Erlisa Oktavia Sentosa
Erlisa Oktavia Sentosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Airlangga

PDB-A16 2023/2024

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Maknai Kembali Hidup dengan Mindfulness

13 Mei 2023   08:10 Diperbarui: 13 Mei 2023   08:09 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menghabiskan sepiring makan siang kita hanya dalam waktu menit. Memencet klakson terus menerus ketika berkendara. Memburu -- buru waktu ibadah kita. Berjalan seperti orang dikejar sesuatu. Bahkan, sering merasa tidur hanya sebuah kegiatan membuang -- buang waktu. Hal -- hal ini dapat menjadi salah satu tindakan yang mengurangi pemaknaan kita terhadap hidup. Sehingga, kita menjadi pribadi yang terlalu menuntut atas hidup ini. Padahal, hidup di dunia ini haruslah dimaknai dengan hal -- hal yang bermanfaat untuk pikiran dan tubuh kita.

Pemaknaan kembali hidup tentu saja dapat dilakukan dengan cara -- cara sederhana. Seperti, selalu bersyukur atas hal baik yang datang kepada kita walaupun kecil sekali bentuknya. Tetapi, terkadang kita membutuhkan suatu gerakan besar yang dapat membantu kita untuk memaknai kembali hidup kita.

Gerakan besar tersebut dapat berupa sebuah praktik yang dapat merubah lifestyle kita menjadi lebih bermakna. Banyak praktik terapi yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah dengan praktik terapi mindfulness.


Apa itu mindfulness?


Mindfulness merupakan salah satu dari praktik dari ajaran Buddha yang mengajarkan kita untuk menikmati setiap momen yang berjalan dalam kehidupan kita. Bagaimana kita menyadari dan sadar akan pikiran, perasaan, lingkungan sekitar kita adalah tujuan dari mindfulness. Mindfulness adalah pusat dari meditasi di ajaran Buddha.

Mindfulness sangatlah sederhana, kita hanya perlu menyadari bahwa diri kita ada pada momen ini. Kebanyakan dari kita selalu berpikiran jauh ke depan atau terlalu memikirkan masa lalu. Padahal, dengan menyadari dan menghayati apa yang kita lakukan saat ini sangatlah berdampak baik untuk kita.

Mindfulness ini dapat diterapkan pada berbagai jenis usia mulai dari usia anak -- anak hingga dewasa. Sehingga, tidak mengherankan jika mindfulness diterapkan di berbagai jenjang kehidupan mulai dari preschool student hingga para pekerja.

Mindfulness tidak akan menimbulkan konflik untuk ajaran agama atau ideologi lainnya. Karena pada dasarnya, praktik ini hanya mengajarkan bagaimana kita lebih dekat dengan diri kita saat ini melalui penilaian diri, pertanyaan tentang diri sendiri, dan juga perlakuan yang telah dipikirkan matang -- matang. Sehingga kita bisa secara penuh merasakan diri kita sendiri.

Bagaimana Penerapannya?


Sebenarnya dalam praktik mindfulness kita memiliki banyak pilihan jenis terapi yang dapat kita terapkan. Terapi mindfulness yang pertama kali diperkenalkan adalah Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) oleh Jon Kabat-Zinn. Kemudian mindfulness dikembangkan oleh John Teasdale, Zindel Segal, dan Mark Williams dengan memadukan praktek mindfulness dengan terapi kognitif melalui Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT).

Terapan mindfulness yang mudah untuk kita lakukan adalah dengan melakukan STOP. STOP dapat dilakukan dengan melakukan empat tahapan berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun