Mohon tunggu...
Erlinda AdZikri
Erlinda AdZikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030047 UIN Sunan Kalijaga

sedang mengetik...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Seru Mencari Bibit Gayam di Agro Mulya

28 Februari 2024   09:55 Diperbarui: 28 Februari 2024   10:03 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari minggu tanggal 4 Februari 2024, saya mengikuti kegiatan susur sungai dan juga mencari bibit gayam. Kegiatan ini dilaksanakan di kebun Agro Mulya yang berlokasi di Jl. Pakem - Kalasan, Jaranan, Argomulyo, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Waktu tempuh dari rumah ke Agro Mulya ini sekitar 40 menit dengan kecepatan sedang.

Kegiatan susur sungai dan mencari bibit gayam ini merupakan hasil kolaborasi antara Agro Mulya (agro_mulya), Daya Bumi (@daya.bumi), Trash Hero Yogyakarta (@trashheroyogyakarta) dan juga Bintang Kidul (@bintangkidul). Ini bukan pertama kalinya mereka berkolaborasi membuat kegiatan ini, namun sudah beberapa kali.

Ini juga pertama kalinya saya mengikuti kegiatan semacam ini, dan saya merasa bersemangat sekali walaupun harus menempuh waktu 40 menit. Sesampainya disana, saya beruntung karena diterima dengan baik oleh pengelola sekaligus pemilik dari Agro Mulya, yaitu Bapak Wahyu Purwandono.

Sembaya menunggu peserta yang lain, saya disuguhi dengan teh dan gorengan hangat sambil menikmati pemandangan Gunung Merapi yang terlihat jelas. Tak lama peserta lain pun datang, sebelum mulai mencari bibit, kita berkenalan dan berbincang terlebih dahulu sambil menikmati suguhan yang ada. Setelah dirasa cukup untuk berbincangnya, kita memulai kegiatan susur sungai dan mencari bibit gayam ini dengan doa dan penjelasan singkat tentang gayam.

Pohon Gayam (medcom.id)
Pohon Gayam (medcom.id)

Pohon Gayam sendiri adalah salah satu tanaman multimanfaat dengan banyak manfaat, salah satunya adalah untuk menahan erosi. Pohon Gayam memiliki Akar yang kuat dan merupakan tipe akar tunggang dengan perakan yang dalam dan menyebar. Oleh karena itu, Pohon Gayam menjadi salah satu pohon yang sering dijumpai di pinggir sungai sebagai pencegah erosi.

Setelah penjelasan singkat tentang Pohon Gayam kita mulai untuk mencari bibit gayam di lokasi pertama. Bibit Pohon Gayam sendiri bisa berupa buah yang sudah tua maupun yang sudah berupa pohon kecil. Untuk buah akan dikumpulkan menjadi satu disebuah karung, dan untuk yang sudah berupa pohon akan digali dan dipindahkan ke polybag. Merasa sudah sudah terkumpul banyak di lokasi pertama, kita pindah ke lokasi kedua.

Dok. Trash Hero Yogyakarta
Dok. Trash Hero Yogyakarta

Karena berada di seberang sungai, untuk menuju lokasi ke dua ini kita harus menyusuri sungai. Saat menyusur sungai, kita harus hati hati, walapun arus airnya tidak terlaku kencang, namun bebatuan yang ada lumayan licin. Walaupun begitu, kita tetap semangat saat melakukannya, bebatuan, air dan celana basah tidak menjadi penghalang kita untuk mencari bibit gayam.

Susur Sungai (Trash Hero Yogyakarta)
Susur Sungai (Trash Hero Yogyakarta)

Merasa di lokasi kedua juga sudah cukup, dengan segera kita mengumpulkan semua bibit yang sudah dikumpulkan ke satu tempat. Setelah selesai dengan kegiatan susur sungai dan mencari bibit gayam, kita kembali ke pondok untuk bersih-bersih dan menyiapkan makan siang.

Pondok (Trash Hero Yogyakarta)
Pondok (Trash Hero Yogyakarta)

Ternyata selain Pohon Gayam, di kebun Agro Mulya ini juga terdapat bermacam - macam tanaman lain, seperti pisang, cabai, tumbuhan rimpang (kunir, jahe, lengkuas, dll), sereh, timun, buncis, bahkan bunga kecombrang pun ada disana. Kita bahkan dibebaskan untuk mengambil hasil tanam yang ada di kebun Agro Mulyo sesuka hati. Tidak hanya pertanian, tapi di Agro Mulya juga terkadang memberikan kelas workshop tentang cara bagaimana membuat pupuk sendiri.

Setelah bersih-bersih, kita mulai untuk menyiapkan makanan untuk makan siang, untuk menu makan siangnya kita memasak mie instan rebus dengan total 17 bungkus mie instan, yang dicampur dengan buncis dan dipadukan dengan sambal kecombrang. Tentu saja dengan buncis, cabai dan kecombrang langsung dipetik di Kebun Agro Mulya. Ini juga pertama kalinya saya melihat bunga kecombrang dan juga pertama kali merasakannya. Bunga kecombrang sendiri memiliki penampilan yang menawan, kelopak bunga yg berwarna merah muda dengan wangi yang khas.

bunga kecombrang (tokoindonesia.com)
bunga kecombrang (tokoindonesia.com)

Saat pertama kali mencicipinya, saya tercengang dengan rasanya. Kecombrang memiliki rasa yang khas, seperti rasa asam yang segar, sedikit rasa sepat dan meninggalkan after taste yang unik di lidah sesaat setelah dimakan. Sangat cocok jika dipadukan dengan rasa pedas dari sambal, sebagai penyegar. Setelah semua makanan siap, kita berkumpul dan mulai mengambil makanan satu persatu. Walaupun hanya makan mie instan dan juga sambal keconbrang, namun itu terasa istimewa karena kita memakannya bersama-sama.

Semua kegiatan telah usai, perlahan kita mulai bersih-bersih dan bersiap pulang kerumah masing-masing. Itu merupakan pengalaman yang menyenangkan dan tidak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun