Analisis implementasi dalam konteks CGP...
Supervisi akademik sejatinya adalah kegiatan pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga penerapan proses coaching dibutuhkan sebagai peningkatan motivasi atau komitmen diri seorang guru, agar kualitas pembelajaran meningkat seiring meningkatnya motivasi kerja para guru. Ketika melaksanakan supervisi akademik dengan proses coaching, kemitraan dapat terbangun dengan baik dan membuka peluang akselerasi kesadaran yang mendorong tindakan aksi yang dilandasi kepercayaan coachee kepada coach. Sedangkan dalam prosesnya kita tidak perlu memandang perbedaan jabatan, karena disini terjadi proses kolaboratif antara supervisor dan guru.
Apa tantangan implementasi coaching di sekolah ...
Pada kenyataan di sekolah, kegiatan supervisi akademik diasumsikan sebagai suatu kegiatan observasi atau penilaian terhadap kinerja guru. Sehingga kegiatan supervisi hanya sebagai sebagai kegiatan mencari kekurangan guru dan guru merasa terbebani ketika di supervisi.Â
Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang ada?
Untuk mengatasi masalah tersebut saya dapat:
- Melakukan sosialisasi atau diseminasi menyebarkan pemahaman apa yang dimaksud dengan supervisi akademik menggunakan konsep coaching beserta penerapan aksi nyatanya.
- Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan rekan sejawat, sehingga ketika menghadapi masalah tidak segan untuk meminta di supervisi dengan prinsip coaching.
Keterkaitan coaching dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional adalah ...
2.1 Dalam pembelajaran berdiferensiasi diadakan pemetaan terlebih dahulu dengan cara: minat murid, kebutuhan belajar murid dan profil belajar murid. Pemetaan ini digunakan seorang coachee sebagai data dalam proses coaching, sehingga murid mampu mengoptimalkan potensinya yang ada dalam dirinya.Â
2.2 Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam Kompetensi Sosial dan Emosional, yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. KSE digunakan seorang pendidik sebagai coach dalam proses coaching kepada coachee, agar terjadi pengendaian diri dan emosi untuk coach serta menmenimbulkan rasa empati dan rasa sosialisasi serta mengambil keputusan yang bertanggungjawab.
Peran sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional yaitu ...
Di dalam kompetensi coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching, mewajibkan kita sebagai coach untuk dapat mealakukan kehadiran penuh salah satunya dengan teknik STOP dan mindfull listening yang telah kita pelajari di modul 2.2 Pembelajaran sosial dan emosional. Salah satu prinsip coaching adalah memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling yang paling besar kemungkinan berhasilnya. Karena potensi coachee beragam maka keterampilan sosial emosionalnya diperlukan untuk memaksimalkan potensi coachee.