Mohon tunggu...
Erlina Shinta Wati
Erlina Shinta Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030073

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030073

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali KIPI Vaksin Covid-19 dan Cara Menanganinya

30 Juni 2021   11:39 Diperbarui: 30 Juni 2021   14:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oiya, vaksin tidak diberikan kepada orang yang sedang sakit atau orang yang sudah pernah terinfeksi virus corona. Maka dari itu, sembari menunggu giliran vaksin kamu perlu menjaga daya tahan tubuh agar tubuh tak mudah sakit. Caranya dengan selalu menaati protokol kesehatan yang berlaku dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Jangan lupa juga untuk selalu rutin berolahraga, jangan mentang-mentang gak boleh keluar rumah, kamu jadi gak pernah olahraga. Selain itu, kamu juga harus beristirahat dengan cukup dan hindari bepergian keluar rumah dengan alasan yang tidak jelas serta hindari berkerumun dengan banyak orang.

Nah, jika kamu sudah kebagian jadwal untuk divaksin, berbahagialah. Karena saat ini baru sekitar 20% warga yang kebagian vaksin dari target 70% warga yang divaksin. Perlu diketahui, jenis varian vaksin yang saat ini digunakan di indonesia diantaranya yaitu Pfizer, Sinovac, dan astrazeneca. Masing-masing dari vaksin tersebut memiliki efek samping yang berbeda.

Bagaimana mengenal KIPI dan cara mengatasinya?

Biasanya, setelah divaksin kita tidak boleh langsung pergi pulang dan harus menunggu selama 30 menit dulu setelah diberikanya vaksin. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi KIPI atau tidak pada orang yang divaksin. KIPI terjadi dengan tiga jenis reaksi yaitu reaksi lokal, reaksi sistemik dan reaksi lain atau alergi.

Pada reaksi lokal, biasanya berupa nyeri atau bengkak kemerahan di bagian tubuh yang disuntik vaksin. Reaksi ini paling sering terjadi setelah tubuh divaksin. Sebenarnya rasa nyeri dan bengkak di bagian yang disuntik dapat hilang dengan sendirinya, tetapi kamu bisa melakukan kompres dingin atau mengonsumsi parasetamol untuk mempercepat masa pemulihanya.

Reaksi sistematik terjadi jika setelah divaksin kamu mengalami pusing, demam dan merasa nyeri otot dan sendi pada seluruh tubuh. Reaksi ini juga paling sering muncul setelah dilakukanya vaksinasi.

Jika terjadi reaksi ini, dokter menyarankan untuk banyak-banyak minum air putih, boleh juga konsumsi parasetamol tentunya sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu kamu juga dianjurkan untuk mandi atau kompres dengan air hangat. Hindari kompres dengan air dingin, karena dengan menggunakan air dingin suhu tubuh nantinya akan tetep tinggi atau bahkan bisa meningkat karena otak menangkap bahwa keadaan disekitarnya dingin.

Yang terakhir yaitu reaksi lain atau alergi. Reaksi ini merupakan KIPI serius atau reaksi vaksin berat. Kondisi ini bisa berupa urtikaria (biduran) , Anafilaksis ( alergi parah dengan gejala mual, muntah dan sulit bernafas) , hingga pingsan.

Setiap petugas medis yang memberikan vaksin, harus mengetahui gejala-gejala reaksi alergi agar dapat melakukan tindakan yang tepat jika seandainya ada yang mengalami reaksi berat ini. Apabila orang itu pingsan, para petugas akan memeriksa tekanan darah, suhu, pernapasan, dan tingkat kesadaran pasien.

Jika reaksi yang terjadi terbukti disebabkan oleh vaksin dan perlu penanganan yang lebih lanjut, kamu tak perlu khawatir. Pemerintah akan menanggung biaya perawatanya.

Jangan takut divaksin! Dengan melakukan vaksinasi, artinya kamu memiliki peran penting dalam menurunkan angka kasus corona di indonesia. Setelah divaksin, kamu juga harus tetap melaksanakan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun