Setelah sadar jumlah pembeli di warungnya semakin hari semakin menurun, apakah mama diba akan menyerah dan menutup rumah makannya? Oh tentu tidak! Ia menjawab dengan lantang bahwa ia tidak akan menyerah. Rumah makanya akan selalu dibuka dan selalu dipromosikan lewat status media sosial pribadinya.
Salah satu strategi yang digunakan madib agar usahanya terus berdiri dan berkembang, yaitu dengan mengadakan promo dan diskon yang menarik. Biasanya, ia akan mengadakan promo bernama promo serba 10 ribu di hari jum'at. Alasan mengapa dilakukan di hari jum'at, katanya sih itung-itung sekalian sedekah. Dengan memberikan berbagai promo dan diskon yang menarik, terbukti cukup ampuh untuk membuat para pembeli kembali datang untuk jajan, setelah beberapa waktu kabur karena ulah pandemi.
Selama pandemi berlangsung, rumah makan adiba tetap beroperasi seperti biasa. Namun jumlah pengunjung yang boleh makan ditempat sangat dibatasi. Sebenarnya lebih dianjurkan makananya dibawa pulang untuk di makan dirumah masing-masing, tetapi jika ingin makan langsung di warung adiba, pengunjung wajib memakai masker (kecuali saat makan) dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau memakai hand sanitizer yang sudah disediakan di dalam warung.
Sedikit demi sedikit usaha yang dilakukan untuk megembalikan jumlah pembeli seperti sediakala dirasa cukup berhasil. Perlahan-lahan omset penjualan warung terus meningkat, karena orang-orang pun sudah banyak yang bosan dirumah terus. Sesekali orang-orang itu keluar untuk sekedar mencari jajan dan mampir ke warung adiba. Tentunya hal ini membuat sang pemilik usaha senang. Dengan omset penjualan yang terus meningkat akan lebih mudah bagi madib untuk menggapai mimpinya yaitu memindahkan rumah makannya yang semula di berada perumahan menjadi sebuah ruko di tengah keramaian kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H