Perkembangan era digital yang serba cepat ini, menjadikan Game bagian integral dari kehidupan banyak anak muda. Seringkali, orang tua dan guru memandang game sebagai kegiatan yang menghambat belajar dan perkembangan anak. Namun, pandangan tersebut perlu diubah. Bermain game dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan keterampilan siswa, khususnya dalam hal pemecahan masalah (problem solving).
Pendidikan menekankan Game yang dirancang dengan kompleksitas yang menantang dapat menuntut Pemain untuk berpikir strategis, menganalisis situasi, dan mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk mencapai tujuan. Proses ini secara tidak langsung melatih kemampuan kognitif anak seperti, berpikir Kritis dengan membuat keputusan berdasarkan logika dan strategi, Pemecahan Masalah untuk menemukan jalan keluar (Solusi) dari tantangan yang membutuhkan kreativitas dan inovatif, Kemampuan Beradaptasi dengan situasi yang dinamis berubah-ubah, dan Kerja Sama untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini melatih kemampuan komunikasi, koordinasi tangan dan otak, dan kolaborasi.
Pemanfaatan game dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Guru dapat membuat game edukasi sederhana yang terkait dengan materi pelajaran, seperti kuis interaktif, simulasi, atau permainan peran.
b. Guru dapat memodifikasi game yang sudah ada di pasaran sebagai alat bantu belajar siswa, seperti menggunakan game strategi bisnis atau menggunakan game simulasi untuk mempelajari ilmu fisika.
c. Guru dapat membuat tantangan yang terinspirasi dari game, seperti pada game minecraft yang dapat digunakan untuk mempelajari konsep geometri, arsitektur, dan desain. Siswa dapat membangun struktur, mendesain kota, dan memecahkan masalah teknis. atau pada game civilization yang dapat digunakan untuk mempelajari sejarah, strategi, dan manajemen sumber daya. Siswa dapat membangun peradaban, memimpin perang, dan mengembangkan teknologi.
Meskipun memiliki potensi besar, penerapan game dalam pendidikan juga memiliki beberapa tantangan diantaranya: tidak semua siswa memiliki akses ke komputer atau perangkat yang memadai untuk memainkan game, Guru perlu mengalokasikan waktu untuk kegiatan game dalam kelas yang mungkin sulit mengingat jadwal pelajaran yang padat, dan tidak semua game cocok untuk tujuan pembelajaran. Guru harus memilih game yang sesuai dengan materi pelajaran dan tingkat pemahaman siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H