Potensi budaya di pedesaan Tangkil masih sangat kuat dan kental dalam tradisi masyarakatnya, namun dirasa masih perlu penggalian kekuatan budaya tersebut di daerah Desa Tangkil. Pada bulan Juli 2023 ini, Tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya di Desa Tangkil, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar menggali informasi melalui wawancara mengenai kekuatan potensi budaya yang ada oleh masing-masing wilayah. Desa Tangkil sendiri terbagi atas empat lingkungan, yaitu Lingkungan Pandean, Tangkil, Tumpuk, dan Tenggong.
Berdasarkan hasil wawancara, Tim Humas MMD Tangkil, Frieska Dwi Aprilianti menyampaikan, aspek sosial budaya masih sangat kuat kaitannya dengan masyarakat, akan tetapi hanya berpusat pada beberapa wilayah saja sehingga perlu digali lebih dalam dan dikembangkan lagi untuk meningkatkan daya tarik dan partisipasi masyarakat.Â
"Sebenarnya banyak banget yang bisa digali dari potensi wilayah disini, di Pandean unggul dengan bidang wisata kuliner dan UMKM, di Tangkil terkenal dengan acara bersih lingkungan yang meriah, di Tumpuk masih rutin mengadakan tradisi Kenduri, dan di Tenggong asri dengan pertaniannya serta tak kalah menarik dan terkenalnya memiliki budaya seni Tari Jaranan Dor yang khas. Semua wilayah ini memiliki keunggulan masing-masing sih, tapi sepertinya partisipasi masyarakat dan paparan eksternal masih belum menjangkau lebih dalam mengenai hal tersebut".Â
Kami selaku Tim MMD Desa Tangkil berupaya inisiatif untuk mempromosikan kegiatan sosial budaya melalui platform media sosial yang menurut kami paling memungkinkan untuk dikembangkan dan menarik minat masyarakat dalam memiliki rasa kebanggaan dan menjaga kelestarian budaya di Desa Tangkil.Â
Pertama, kami mengikuti tradisi Kenduri di lingkungan Tumpuk dan Pandean bersama masyarakat setempat yang ditujukan untuk perayaan penyambutan bulan Muharram.Â
"Tradisi Kenduri masih sangat aktif dan rutin dilaksanakan kalau di sini, ciri khasnya orang-orang pada bawa makanan yang dibungkus dengan daun pisang, Mbak. Nyebutnya, Takiran atau Baritan",Â
kata Bapak Antok dan Bapak Eko selaku Kepala Koordinator Lingkungan.
Kedua, kami berpartisipasi dalam pagelaran seni tari Jaranan yang diselenggarakan Rabu, 12 Juli 2023 di Desa Tangkil. Seni Jaranan disini punya ciri khas sendiri yaitu adanya aksi kesurupan.Â
"Kalo gak ada kesurupan, namanya bukan Jaranan, Mbak."
kata warga lokal sekaligus penanggung jawab Tari Jaranan di daerah Tenggong, Mbah No.
Seni Jaranan Dor, salah satu potensi sosial budaya khas Desa Tangkil yang ikonik dan menarik sampai saat ini masih banyak digemari masyarakat setempat. Khususnya, masyarakat lingkungan Tenggong, selaku daerah pemilik khas seni ini sangat antusias dalam menonton pagelaran jaranan, mulai dari anak-anak hingga orang yang sudah tua masih semangat mengikutinya.Â
Melalui upaya promosi dengan pembuatan konten menarik di media sosial Instagram kami, mahasiswa MMD diharapkan dapat membantu memperkenalkan dan membangun kesadaran masyarakat dalam pelestarian budayanya serta mengabadikan setiap momen ketika menikmati tradisi, sosial, budaya yang ada.Â
Tim MMD Desa Tangkil dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Bapak Dr. Eng. Tri Budi Prayogo, ST.,MT. [Tim MMD/Firza]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H