Mohon tunggu...
Sosbud

Kampung Cerdas untuk Kota Cerdas (Smart City) di Surabaya

27 Mei 2018   08:17 Diperbarui: 17 Januari 2019   09:24 5493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            

"I have an affection for a great city. I feel safe in the neighbourhood of man, and enjoy the sweet security of the streets."

Henry Wadsworth Longfellow

Smart City adalah sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Smart City cenderung mengintegrasikan informasi di dalam kehidupan masyarakat kota. 

Dari Pengertian diatas bisa disimpulkan kalau smart city itu sebuah kota pintar yang membantu masyarakat disuatu kota untuk bisa mengelola apa yang ada disekitarnya denga sebaik mungkin dan memebantu masyarakat untuk hidup lebih baik, dan nyaman akan kotanya. 

Smart city diidentifikasikan pada 6 sumbu utama yaitu Smart Goverment (Pemerintahan Pintar), Smart Economy (Ekonomi Pintar), Smart Live (Hidup pintar), Smart Living (Lingkungan pintar), Smart People (Orang/Masyarakat Pintar), Smart Mobility (Mobilitas pintar).                 

Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia yang kerap menjadi contoh dalam pengembangan kota lainnya. Kota Surabaya sendiri berhasil meraih 3 dari 4 penghargaan dalam memanajemen perkotaannya yaitu Smart Governance, Smart Living dan Smart Environment. Predikat juara umum inilah yang menjadi alasan penunjukan Surabaya sebagai tuan rumah penyerahan penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP).

Adapun faktor dan indikator yang dinilai dan menjadi penentu kemenangan Surabaya di ajang tersebut adalah Smart Governance, meliputi aketerlibatan publik dalam pengambilan keputusan, sistem administrasi kependudukan, sistem administrasi perijinan, partisipasi warga dan sistem monitoring area publik. 

Smart Living antara lain tentang penerimaan murid baru online, SIM sekolah online, command center 112 (untuk kebencanaan), portal pariwisata, CCTV pemantau lalu lintas dan fasilitas wifi gratis di tempat publik. Sementara Smart Environment di antaranya meliputi sistem peringatan dini bencana, sistem pengolahan sampah berbasis teknologi informasi dan sistem monitoring aiir berbasis TI. Pemerintah Surabaya sudah melakukan upaya sosialisasi dan penginfoan dengan banner, poster, dll di beberapa daerah terkait inovasi-inovasi teknologi yang ada.

Predikat kota cerdas di Surabaya inipun tentunya tak lepas dari bantuan dan partisipasi masyarakat. Namun, tak jarang juga ditemukan masyarakat yang masih buta dengan implementasi dan pemanfaatan dari Smart City. Maka dari itu, menurut saya terwujudnya Smart City ini harus didukung pula dengan adanya perkampungan yang cerdas Pada gagasan kali ini saya mengambil dua kampung disurabaya, dimana salah satunya dapat dijadikan contoh untuk perkampungan yang ada di Surabaya dengan mempertimbangkan potensi-portensi yang ada.

Kampung yang sepantasnya dijadikan contoh sebagai kampung cerdas salah satunya ialah, kampung lawas maspati yang berdekatan dengan Tugu Pahlawan Surabaya. Kampung ini merupakan bagian dari kawasan pusat kota lama Surabaya yang berlokasi di sekitar Sungai Kalimas dan kawasan yang ditengarai sebagai daerah keraton Surabaya. 

Kampung ini dikelilingi bangunan modern namun budaya, kearifan lokal dan tradisi-tradisi kampung, tetap terjaga. Bangunan-bangunan dan barang-barang peninggalan kerajaan mataram pun masih terawat hingga saat ini. Hal ini tidak lepas dari peran serta warga kampung lawas Maspati yang terdiri dari 350 KSK dan 1350 jiwa. 

Kampung Maspati ini sangatlah menarik dan terawat, bahkan jauh dari kesan kumuh. Apabila kita kesana, kita bisa melihat kalau kampung ini tertata dengan rapi, hampir di setiap halaman rumah warga terlihat beraneka tanaman hias, Pot-pot tanamannya dicat warna-warni. 

Jalan kampung yang terbuat dari paving stone itu juga dicat beraneka warna yang memberikan kesan semarak dan dinamis, terdapat spot foto 3D yang dibuat oleh warga kampung sendiri. Serta kalian akan merasakan atmosfer dikawasan bersejarah, rumah-rumah dikampung ini sebagian besar masih bangunan lama dan memiliki usaha tersendiri seperti roti, bandeng, dsb. 

Sedangkan kampung yang harapannya dapat menjadi kampung cerdas adalah kampung Gadukan, Surabaya Utara. Perlu diketahui bahwa kampung ini pun memiliki beberapa potensi yang mendukung terutama pada perekonomiannya. 

Kampung Gadukan terkenal dengan sebutan kampung tas, dan perlu diketahui bahwa pengrajin di kampung ini masih belum paham betul bagaimana memasarkan tasnya dan tidak ada wadah khusus untuk mengmpulkan semua tas tersebut. Mereka hanya menjual di spot rumah masing-masing serta koperasi kampung untuk menunggu beberapa konsumen untuk datang, dan itu sangatlah minim pembeli atau  eventual. Positifnya, pengrajin kampung tas gadukan ini tak putus asa meski beberapa kali gulung tikar.

SKEMA PENANGANAN           

Berdasarkan masalah dan gagasan yang telah dipaparkan, skema penanganan yang sebaiknya diterapkan ialah pemerintah dan perencana kota  seharusnya terus berkordinasi memaksimalkan penggunaan teknologi terbarukan, untuk meningkatkan pelayanan publik dengan manajemen yang efektif dan terbuka ke masyarakatnya. Berinovasi menggunakan teknologi tinggi untuk memberikan pelayanan maksimal kepada warganya. Adanya teknologi yang mumpuni,  harus didukung dengan partisipasi dan pemahaman masyarakat mengenai bagaimana alur penggunaannya.

Dalam studi kasus yang diambil saya mengambil ke poin ekonomi cerdas. Untuk mengembangkan ekonomi cerdas (Smart Economy) dan Masyarakat cerdas (Smart People) kedalam kampung tas gadukan kita ambil contoh dari Kampung Lawas Maspati. 

Kampung ini merupakan salah satu kampung percontohan pengelolaan tanaman toga yang mana bahan dasarnya ditanam sendiri secara mandiri oleh masyarakat di kampung tersebut, tidak berhenti pada tahap itu saja. 

Pengelolaan terhadap tanaman toga ini beragam dan berkembang sesuai dengan ide masyarakat, adapun contoh produk yang diproduksi di Kampung Lawas Maspati yaitu cincau, sirop jahe, sirop pokak, sirop markisa, dsb. Sudah terdapat e-kios yang mana menjadi penunjang teknologi dalam membantu memenuhi kebutuhan masyarakat juga. 

Adapun koperasi yang dikelola untuk memasarkan hasil produk dari Kampung Lawas Maspati ini. Kegiatan ekonomi pada kampung ini tidak terhenti pada produk yang dikelola, adapun usaha-usaha lain yang didirikan akibat keterbukaan warga terhadap kondisi kekinian yakni industri kreatif. Hasil kerajinan tangan dari bahan yang tidak digunakan lagi sudah melekat erat pada kampung ini, bahkan jangkauan penjualan sudah skala asia tenggara meskipun belum mencapai kata konsisten. Adapun contoh hasil karya tersebut ialah iconfigure, peralatan dapur berbahan kayu, permainan khas lawas (gasing, congklak, dsb.).

Dari kampung maspati dapat kita implementasikan pula di kampung tas gadukan, dan kampung lainnya yang memiliki potensi di wilayahnya. Selain itu penanganan yang dapat dilakukan, rutin diadakan pelatihan secara terpadu dikampung tersebut dengan menghadirkan ahlinya dari wilayah lain sebagai sarana penularan ilmu. Terpenuhinya bantuan modal awal bagi mereka yang punya kemauan kuat untuk berwirausaha juga harus diberikan. 

Komunitas-komunitas wirausaha harus banyak berdiri dengan mengusung ciri khas produk dari kampung masing-masing. Dan dalam bentuk teknologi, Peluncuran program e-umkm yang disinergikan pada e-sapawargadan keduanya bisa diakses dengan mudah oleh warga kota Surabaya lewat android/smartphone. Sehingga pengrajin atau pengolah dapat mengontrol dan memasarkan produknya dengan mudah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sidarta, Mawan . 2017. https://www.kompasiana.com/maspati-kampung-berwarna-yang-bersejarah. Diakses pada 17 Maret 2018 Pukul 16.00 WIB.

Novianti, Kurnia. (2014). MENUJU KOTA CERDAS: PELAJARAN DARI KONSEP SMART CITY YANG DITERAPKAN DI JAKARTA DAN SURABAYA. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1,

Anggraeni, Dewi. 2017. PENENTUAN KRITERIA PENGEMBANGAN KAMPUNG CERDAS DI KOTA SURABAYA DALAM MEWUJUDKAN KONSEP SMART CITY. Jurnal ITS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun