Mohon tunggu...
Erlina Jusup
Erlina Jusup Mohon Tunggu... -

Tertipu aku dengan hatiku, akankah otak ku juga hendak menipu diriku???

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Demam ‘Boy Band’ ala Danau Toba

23 Februari 2012   15:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:16 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danau Toba adalah salah satu objek wisata di Parapat Sumatera Utara. Panoramanya yang indah selalu mengundang decak kagum para pengunjungnya. Tak hanya wisatawan lokal,wisatawan asing pun ramai berlibur disana. Dari kejauhan terlihat pulau Samosir yang merupakan tempat wajib dikunjungi bila sudah tiba disana. Ada beberapa alternatif angkutan air menuju kesana. Salah satunya adalah kapal wisata yang membawa wisatawan pulang pergi dari Parapat – Tomok. Kapal penumpang ini biasanya hanya dihuni dibagian atasnya saja, kecuali ketika pengunjung sangat ramai maka bagian bawah kapal pun dipergunakan.

13300068351630444351
13300068351630444351

Sekitar dua puluh tahun yang lalu, penumpang kapal selalu disuguhi dengan atraksi anak-anak Toba yang menyelam bagai ikan. Mereka berenang kesana kemari dengan lincahnya, kemudian menyelam untuk mendapatkan recehan-recehan yang dilemparkan penumpang ke dalam air. Dulu aku kerap berpikir bahwa Toba adalah pusat atlit renang Sumatera Utara. Sekarang pemandangan seperti itu sudah jarang kita jumpai, mungkin karena uang recehan itu tidak lagi bernilai dimata mereka atau kesadaran akan bahaya menyelam terhadap kesehatan yang semakin tinggi. Anak-anak Toba sekarang lebih menyenangi berjualan pop mie diatas kapal. Sebagian mereka memilih untuk menjadi pengamen dengan pilihan-pilihan lagu Batak yang diimprovisasi disana-sini  mengikuti trend music terkini. Penumpang kapal banyak yang merasa terhibur bukan karena merdunya suara mereka tetapi lebih kepada pengubahan lyric lagu yang mengundang tawa. Saat melihat mereka beraksi, aku membayangkan suatu hari nanti akan bermunculan group-group boy band asal danau Toba.

13300071631746048465
13300071631746048465

Ketika menyebrang pulang dari Tomok Pulau Samosir ke Parapat, aku sempat berkenalan dengan kelompok pengamen ini. Nama mereka Ryan, Rizal dan Abel. Masing-masing mereka masih duduk di bangku sekolah dasar kelas VI, VI dan III. Mereka berkerumun menghitung pecahan seribu, dua ribu. Suara mereka nyaring terdengar. Logat Batak Toba nya khas sekali.

“Kalian ngamen diatas yah?” Aku memancing obrolan.

“Iya, Bu.” Jawab Rizal.

“Dapat berapa?” Aku terus bertanya.

“Tadi sudah dapat tujuh puluh delapan ribu.” Rizal saja yang berniat terus menjawab. Sementara Ryan dan Abel sibuk menghitung uang.

“Banyak juga yah?” Aku berusaha memberikan sanjungan.

“Lumayan, Bu!” Jawabnya.

“Uangnya buat apa?”  Rasa ingin tahuku makin menggila. Kulihat Rizal diam saja.

“Ditabunglah, Bu!” Ryan yang lebih tua menjawab sebentar lalu asyik lagi dengan hitungan-hitungan uang ditangannya.

“Kalian mau menyanyi lagi? Nanti ibu kasi uang lah!” Aku mulai menyogok mereka. Terus terang aku juga ingin menyaksikan performance boy band ini. Karena aku  sejak tadi memilih duduk di bagian bawah kapal sehingga kehilangan kesempatan menikmati suara emas dan improvisasi unik mereka.

Ketiga anak Toba tersebut mengambil ancang-ancang. Ryan dan Rizal bernyanyi dengan lantang, sementara Abel terlihat malu-malu karena aku mengarahkan camera kearah mereka. Kami tertawa-tawa melihat penampilan mereka. Luar biasa sekali.

Erlina, 19 Pebruari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun