Mohon tunggu...
Erlina Maria Intan
Erlina Maria Intan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya mahasiswa aktif universitas Katolik Santu Paulus Ruteng

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengulas Buku Russell: Pendidikan yang Membahagiakan

12 Januari 2025   18:05 Diperbarui: 12 Januari 2025   16:52 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya, kita sebagai orang tua dan penulis buku ini memiliki keinginan yang sama untuk mengedepankan pendidikan sebagai pusat perhatian. Inilah inti dari buku ini dan komitmennya untuk mengakomodasi aspirasi si penulis. Dalam karya terbarunya yang berjudul *Pendidikan dan Kehidupan yang Bahagia*, yang diterbitkan oleh Basabasi pada Desember 2023 dan diterjemahkan dari *Education and the Good Life* oleh Alberta Vania Tirani, Bertrand Russell menyajikan pandangan filosofis mengenai tujuan pendidikan yang melampaui sekadar transfer pengetahuan.

Russell mengajak kita untuk merenungkan peran pendidikan dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Ia menekankan perlunya memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berpikir dan berkreasi, bukan hanya sekadar memenuhi kurikulum yang telah ditetapkan. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah, seperti, "Haruskah anak-anak diajarkan untuk berbicara dengan benar dan memiliki tata krama yang baik, atau apakah ini hanya peninggalan dari aristokrasi? " pertanyaan tersebut mendorong kita untuk mempertimbangkan apakah pendidikan kita saat ini terlalu kaku dan menghambat perkembangan kreativitas.

Salah satu kelebihan utama buku ini adalah kemampuannya untuk mendorong kita berpikir lebih kritis tentang sistem pendidikan yang ada. Russell tidak hanya mempertanyakan metode dan tujuan pendidikan, tetapi juga mengajak kita melihat pendidikan sebagai alat untuk mendorong pemikiran bebas dan keterampilan hidup yang lebih luas. Ia memberikan perhatian khusus pada pendidikan perempuan yang, pada zamannya, seringkali diabaikan. Russell menentang pandangan bahwa pendidikan untuk perempuan semata-mata bertujuan untuk menjadikan mereka ibu rumah tangga---sebuah gagasan yang, meski terkesan progresif pada masa itu, masih relevan dalam diskusi mengenai kesetaraan gender dalam pendidikan hingga saat ini.

Meskipun pemikiran Russell sangat kuat, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan. Gagasan-gagasannya sering kali terasa utopis dan mungkin sulit diterapkan dalam konteks pendidikan masa kini. Buku ini lebih banyak menguraikan aspek filosofis daripada solusi praktis. Mengingat sistem pendidikan saat ini yang cenderung kaku dan berfokus pada ujian, menciptakan ruang untuk kebebasan berpikir yang ditekankan oleh Russell bisa jadi tantangan tersendiri. Namun, pandangan tersebut tetap penting untuk direnungkan sebagai pijakan bagi perubahan positif dalam pendidikan ke depan.

Meski ditulis pada tahun 1926, tulisan ini tetap relevan untuk dibaca di era modern. Russell mengajak kita untuk merenungkan kembali tujuan sejati pendidikan. Ia tidak hanya berbicara tentang pengisian otak dengan pengetahuan, tetapi juga menekankan bagaimana pendidikan dapat memberikan makna dalam kehidupan. Buku ini mendorong kita untuk mempertimbangkan kembali pendidikan yang kita jalani dan membuka ruang bagi pengembangan sistem yang lebih inklusif, berfokus pada kebebasan berpikir dan pertumbuhan pribadi.
Dari semua kontennya, "Pendidikan dan Kehidupan yang Bahagia" adalah buku yang menawarkan berbagai pemikiran kritis mengenai pendidikan. Meski Russell tidak memberikan solusi praktis yang bisa langsung diterapkan dalam sistem pendidikan saat ini, buku ini tetap memiliki relevansi penting, karena memberikan wawasan filosofis yang dapat mendorong perubahan di masa depan. Kita diajak untuk memandang pendidikan tidak hanya sebagai sarana untuk mengumpulkan pengetahuan atau meraih nilai, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna bagi semua orang. Dan yang lebih penting, jangan lupa untuk membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun