Sehebat apapun sebuah karya tulis, hanya akan menjadi pemikiran jika tidak diterbitkan menjadi sebuah buku.
Sekalipun perkembangan literasi di negara kita, berdampak kepada menjamurnya usaha penerbitan buku. Namun tanpa mengetahui terobosan dalam menerbitkan nya akan mengalami kesukaran tersendiri. Jadi bagaimana cara menerbitkan buku di penerbit indie?
Apa bedanya ISBN dan QCRBN?
Bagaimana cara mendapatkannya?
Seputar hal tersebut dibahas pada pertemuan ke 29 dengan tema "Usaha Penerbitan Buku, yang disampaikan oleh narasumber Bapak Mukminin, M.Pd., dibarengi dengan moderator Ibu Gina Dwi Septiani, S.Pd., M.Pd.
Bapak Mukminin dengan panggilan akrabnya Cak Inin. Seorang guru dari SMP I Kedungpring Lamongan Jatim. Tepatnya arah selatan 10 KM dari kota wingko Babat. Alumni KBMN PGRI gelombang ke 8. Beliau baru belajar menulis di usia 55 tahun, namun pengalaman itulah yang membawanya menjadi seorang penerbit buku. Lantaran menyusun, mengedit dan membuat cover untuk buku solo pertamanya. Saat Share di group terkait covernya, ternyata ada permintaan rekan di group untuk mencetakkan buku solonya. Bergulirlah pintu terbuka satu persatu hingga saat ini beliau menjadi pendiri CV Kamila Press. Link berikut berisi kisahnya sekaligus untuk mengenal lebih jauh keberadaan sbeliau.
https://cakinin.blogspot.com/2022/02/usia-56-tahun-aku-berkarya-dan.html
Mengenai penerbitan buku, info tambahan yang bermanfaat dari beliau  adalah terkait ISBN dan QCRBN.
A. Definisi ISBN dan QRCBN
ISBN (International Standart Book Number) merupakan kode identifikasi yang unik digunakan untuk mengidentifikasi buku dan informasi mengenai judul, penerbit, dan kelompok penerbit. Setiap buku yang diterbitkan memiliki nomor ISBN yang berbeda, terdiri dari 13 angka. Nomor ISBN memudahkan pelacakan dan pengelolaan inventaris buku serta memudahkan penerbit, toko buku, dan perpustakaan untuk mengidentifikasi dan memesan buku dengan tepat.
Sedangkan QRCBN merupakan aplikasi untuk mengidentifikasi buku dengan menggunakan scan barcode yang akan menampilkan banyak informasi mengenai buku yang sudah diterbitkan.
B. Perbedaan ISBN dan QRCBN
ISBN digunakan untuk mengidentifikasi buku cetak secara global, sedangan QRCBN digunakan untuk mengidentifikasi buku elektronik atau e-book.
C. Syarat mengajukan no buku ber-ISBN
Adapun syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan no. buku ber-ISBN antara lain:
1. Penerbit harus memiliki link berbayar
2. Mengirim informasi secara lengkap buku yang hendak diajukan no ISBN ke web penerbit lalu kirim linknya ke petugas ISBN
  Pusprenas. Informasi buku harus meliputi:
a. Cover buku
b. Halaman awal buku
c. Isi buku (sinopsis yang di cover belakang)
d. Pemohon ISBN harus mengirim Surat Pernyataan Keaslian Karya bermaterei 10.000 dan ditandatangani penulis diketahui oleh
   penanggung jawab penerbit dengan stempel dari penerbit
e. Kirimkan naskah buku yang sudah dilayout tersebut dalam bentuk PDF lengkap/ utuh (Judul, Penulis dan Penerbit).
Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis buku dapat dimintakan nomor ISBN. Ada 3 (tiga) jenis buku yang tidak dapat memperoleh ISBN yaitu :
a. Buku antologi dari 4 penulis.
b. Buku antologi tentang literasi sekolah, kegiatan kelompok literasi (Grup antologi kelompok penulis), dan laporan guru penggerak.
c. Skripsi, Tesis, Disertasi, atau hasil penelitian (Best Practise).
D. Penerbit Indie dan Penerbit Mayor
Penerbit Indie adalah penerbit yang menerbitkan buku secara mandiri oleh penulis serta jumlah buku yang diterbitkan sesuai dengan pemesanan.
Ciri-ciri penerbit indie:
1. Â Jumlah buku yang dicetak sesuai dengan pemesanan atau dicetak berkala atau POD (Print
   On Demand)
2. Didistribusikan melalui media sosial seperti instagram, Facebook, twitter, youtube atau
   whatsapp grup.
3. Tidak menolak naskah, selama naskah tersebut layak untuk diterbitkan, tidak melanggar
  undang-undang, atau melanggar hak cipta.
4. Profesional dalam menerbitkan buku, tidak asal cetak dan terbit
5. Waktu penerbitan relatif cepat dalam hitungan minggu.
6. Mendapatkan royalti 15-20% dari harga buku
7. Berbayar dalam menerbitkan buku
Penerbit mayor adalah penerbit yang mencetak buku dalam jumlah besar.
Ciri-ciri penerbit Mayor:
1. Dicetak dalam jumlah besar minimal 1000 - 3000 eksemplar
2. Dipasarkan ke toko-toko buku sehingga pangsa pasarnya lebih luas
3. Naskah buku melewati prosedural yang cukup selektif dan disesuaikan dengan selera pasar
4. Memiliki tingkat profesional yang tinggi karena didukung oleh SDM yang profesional
5. Membutuhkan waktu terbit yang cukup panjang, bisa berbulan-bulan atau tahunan karena
  harus menunggu giliran waktu terbit
6. Penulis mendapatkan royalti 10% dari harga penjualan buku dan diberikan setelah 3-6 bulan
  penerbitan.
7. Biaya penerbitan gratis, minim resiko bagi penulis. Jika buku tidak laku di pasaran tidak
  berimbas pada penulis karena kerugiannya ditanggung penerbit.
Mari kita satukan niat bulatkan tekad untuk menghasilkan karya buku.
" Tidak ada kata terlambat untuk menulis, tulislah segera apa yang kita sukai, kita lihat, kita baca, kita dengar dan kita rasakan untuk berbagi kebaikan"
"Torehkan penamu dari hikmah jejak langkahmu, siapa tahu itu yangÂ
akan menjadi penolongmu"
----Mukminin, M. Pd.----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H