Hmm...berarti seorang proofreader bertugas melototin semua artikel dan tulisan yang harus diperiksa, dan memiliki kejelian sedemikian rupa dalam melihat  tipo serta kesalahan penulisan lainnya. Lebih dari itu, seorang proofreader punya keahlian menyederhanakan kalimat agar mudah dipahami pembaca tanpa kehilangan substansi awal. Luarbiasa bukan ??
Proofreading merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Terutama bagi kita yang akan menerbitkan karya tulis kepada khalayak ramai. Apalagi bila itu teks terjemahan.
Mengapa harus pihak proofreading yang memeriksa? Apakah kita sendiri tidak bisa?? Ternyata, kita sendiri sering mengalami kesulitan dalam menemukan kesalahan tersebut. Pada dasarnya memang sulit memisahkan penulis dengan karya yang ada. Kemungkinan besar kita akan merasa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan. Namun, proofreader bersifat netral. Dia harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dengan penulis. Jadi seorang proofreader akan menilai tulisan kita secara objektif.
Wow..jika dianalogikan berarti seorang proofreader itu bagaikan seorang petugas sensor film di dunia perfilman, polisi yang menertibkan lalulintas terkait kusutnya lalulintas, agar jalanan rapi dan lancar. Hidup para proofreader !! Para pakar LIterasi kita !!