Mohon tunggu...
Erlina Widjaja
Erlina Widjaja Mohon Tunggu... Guru - Kepala PKBM SOLUSI MANDIRI SENTOSA

Saya seorang Kepala Satuan Pendidikan Non Formal di Jakarta Barat. Hobi saya membaca, menulis, belajar dan mengajar, serta suka menjadi penolong bagi sesama dalam kesulitan dan permasalahan hidupnya. Rindu ikut serta memajukan pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ah Terlambat!

29 Juni 2023   21:41 Diperbarui: 29 Juni 2023   21:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terlambat -  karya merangkai Erlina W

"Ahh...Terlambat!!"

Pengalaman terlambat boarding pesawat, apalagi dari negara lain, wah...panik dan kesal sekali..

Banyak yang disesalkan..harusnya begini dan begitu..tak jarang kita harus keluar biaya lebih. Kita juga harus menyediakan waktu lebih agar beroleh keberangkatan berikutnya. Belum lagi bila kita berangkat bersama rombongan/ anggota keluarga, kemudian satu sama lain saling menyalahkan sehingga semua menjadi makin tegang dan tak nyaman.

Demikian pengalaman kami saat harus tertinggal boarding pesawat dalam perjalanan pulang ke Indonesia. Waktu saya merenungkan ketertinggalan itu..saya diingatkan suatu hal terkait para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di satuan pendidikan kami. Ketinggalan kereta, pesawat, bus, tetap masih dapat dikejar dengan pemberangkatan pesawat/ kendaraan yang lain atau dengan jadwal berikutnya. walau kesal dan melelahkan. Betapa bingung dan sulitnya orangtua saat terjadi ketertinggalan perkembangan pada anak mereka ?  Tentunya berbagai perasaan bercampur aduk, 'nano-nano' dibenak mereka.

Dengan 'kendaraan macam apa mengejarnya?'  mengingat kondisi tiap anak unik, keterlambatan yang sama di bidang kognitif ataukah perilaku, atau emosi tidak dapat dipukul ratakan ke setiap anak yang mengalami kebutuhan serupa.

Bapak ibu guru/ tutor hebat, memahami pergumulan dari para orangtua anak berkebutuhan khusus yang sedang kita tangani itu perlu sekali.

Kita perlu memberi support kepada mereka agar:

1. Belajar menerima keterlambatan perkembangannya, dengan

2. Mengetahui bidang keterlambatan yang dialami sang anak, memahami keterbatasan dan menemukan keunikan anak mereka.

    Dengan demikian orang tua juga

3. Tidak menuntut anak atau pihak sekolah agar anak mereka belajar  dengan kecepatan belajar yang sama dengan anak-anak lain
    pada umumnya.

4. Bersedia bekerjasama dengan pendidik dan terapis dalam proses mengejar ketertinggalan dan progress berikutnya dari anak
     mereka.

Hal itu bisa dilakukan melalui buletin/ artikel website sekolah, konseling pribadi dengan orangtua, buku penghubung dan grup khusus wa dan konseling kelompok orangtua berkebutuhan khusus. Selamat berjuang bapak/ ibu dan para guru hebat. Anak berkebutuhan khusus bukanlah produk gagal, melainkan anugerah tersendiri bagi semua orang yang bersentuhan dengannya untuk menemukan kejujuran yang sejati dari kehidupan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun