Sekalipun saat ini dengan sejumlah uang kita bisa saja pergi ke psikolog dan mujurnya untuk kita di zaman ini tersedia perangkat alat asesmen, yang dapat membantu dalam mengenali minat dan bakat diri. Namun amat disayangkan, bukan bila kita melewatkan masa kanak-kanak dengan kemurnian hati nuraninya, mengungkapkan isi hati dorongan yang terdalam dari dirinya, kita abaikan?
Padahal bila kita dapat menangkap momen-momen celoteh anak di usia dini, maka kita akan beroleh informasi, data untuk memperkuat pengenalan kita akan bakat dan minat mereka. Karena di usia paling dini tersebut sebenarnya semua keberadaan yang murni dari dasar hati anak yang terucap. Sebagai orangtua/pendidik akan beroleh kesempatan lebih menyiapkan anak tersebut dari awal.
Kesempatan mendengar celoteh seperti yang disampaikan Adi adalah momen paling tepat untuk bertanya dan menggali lebih jauh bakat dan minat anak/peserta didik.
Tanggapi dengan penuh penghargaan, apapun ungkapan polos isi hati mereka tersebut. Berikutnya kita dapat bertanya lebih jauh: "Oh, Adi suka berjualan sayur?", "Apa yang Adi sukai dari penjual sayur?"
Perhatikan jawaban yang bisa beragam pada setiap anak..
Bisa saja Adi menjawab:
1. "Adi suka karena penjual sayur itu suka menolong ibu agar tidak lelah angkut sayur tiap hari dari pasar"
2. "Adi suka karena sayur itu sehat, supaya semua orang jadi sehat badannya karena membeli sayuran yang Adi jual"
3. "Adi lihat tukang sayur itu bisa dapat uang untuk mengganti sepedanya menjadi motor!"
Bapak ibu dan para guru hebat, dari ketiga macam jawaban tersebut, sebenarnya gambaran besar apa yang bisa kita mulai tangkap terkait minat dan bakat masing-masing peserta didik kita?
Untuk Jawaban pertama, dapatkah kita menangkap apa passion dari si Adi ?