Kemudian dia malah curhat pengen pulang, tiba-tiba ingat rumah terus katanya. Kemudian aku menyarankan mending di tunda dulu, kan dia lagi sakit!. Tapi dia selalu membicarakan pengen pulang terus dan aku hanya pasrah untuk merespon curhatannya.
Saat itu hari jum’at, tanggal berapa itu aku lupa. Saat pagi itu aku langsung kuliah menuju kampus tanpa menyapa teman dekatku 2 itu, dan seusai habis kuliah aku pun langsung ke kamar anak 2 itu menggedor pintu, tiba-tiba kata temanku “L” bilang bahwa si “D” sudah pulang kampung.
Aku langsung bertanya-tanya dia kan sakit, kok nekat banget!. Kata si “L” si “D” punya firasat yang buruk di rumah. Dan hari-hari di rumah dia tidak memberikan kabar sama sekali, yang kemudian hari aku yang mengawali sms dia, bukan tanya kabar tapi malah tanya-tanya tentang hp ku yang saat itu eror.
Saat itu tepatnya waktu aku tanya si “D” lewat sms yaitu pada hari senin malam, dan kemudian juga saling balas-membalas sms, tanpa aku tau bahwa dia sesak nafas terus-menerus di rumah, dan dia malah menyempatkan membalas sms ku yang tidak penting tanpa memberi kabar tentangnya saat itu.
Kemudian saat itu aku sehabis pulang kerja hari rabu pagi, aku di kabari oleh teman kos sampingku bahwa si “D” meninggal pada kemaren selasa malam! Dan aku hanya terdiam merunduk dan aku berfikir mencerna kata-kata teman kos ku tersebut dan meyakinkan dia tentang yang di bicarakan oleh dia tadi. Dan aku langsung syok dan aku nangis, aku saat itu merasa telah kehilangan teman terbaik yang aku punya.
Dan aku pun dengan teman-teman kos ku semua langsung menuju ke rumah dia untuk melihat pemakaman si “D”, dan aku sesampai disana melihat jenazahnya sudah terkubur dalam liang lahat!!. Aku hanya melihatnya dengan sangat sedih, Karena dia adalah teman yang sangat baik bagi ku.
Dan raut muka teman-teman kos ku sangat tegang semua tanpa ekspresi, sangat sedih dan berduka cita atas meninggalnya teman terbaik kami. Dan yang aku sangat sesalkan ketika menjelang akan kematian si “D” aku justru malah menyia-nyiakan waktu untuk berpamitan dengannya. Aku hanya bisa menyesalinya sampai saat ini. Dan hanya dapat mengucap maaf, maaf dan maaf .. dan semoga kamu bahagia di sana.
Semoga dengan adanya kejadian yang sangat aku sesalkan ini, untuk kalian yang sudah membaca ini, tidak akan ragu untuk berbuat kebaikan kepada orang yang kalian sayangi, semoga di berikan umur yang panjang untuk kalian semua.
Salam Kompasianer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H