Situs Gunung Srobu yang berada di Teluk Youtefa Kota Jayapura, merupakan salah satu situs yang sangat menarik di daerah Provinsi Papua, situs ini merupakan salah satu contoh situs yang telah dihuni cukup lama yaitu sejak masa akhir prasejarah pada abad 4 - 6 masehi dan memiliki peninggalan-peninggalan budaya beragam.
Lokasi situs ini berada pada lintasan migrasi manusia yang biasanya menelusuri pantai-pantai Papua bagian barat hingga pantai bagian timur. Mengingat letak Gunung Srobu berdekatan dengan alur pusat-pusat migrasi, sehingga dapat dipahami jika situs ini memiliki keberagaman budaya yang cukup bervariasi.
Data-data telah ditemukan sepanjang penelitian arkeologi yang dilakukan oleh para peneliti dari Balai Arkeologi Papua (Balar Papua) sejak beberapa tahun lalu hingga tahun 2019 Temuan di antaranya menunjukkan bahwa di Situs Gunung Srobu pada masa lalu sudah terjadi percampuran budaya. Â
Bukti-bukti telah ditemukan dan menunjukkan adanya dua komunitas yang telah hidup secara berdampingan atau bersama-sama di lokasi situs ini, yaitu komunitas penutur Austronesia yang telah mencapai wilayah Papua sejak 3.500 tahun lalu, dan komunits Australomelanesid yang sudah tinggal sebelumnya di daerah itu.
Peninggalan-peninggalan budaya tersebut antara lain berupa beragam bentuk alat batu, alat kerang, alat tulang dan gigi, gerabah dan besi serta tinggalan budaya megalitik seperti dolmen, menhir, batu lingkar, arca manusia serta  tiga bentuk penguburan yaitu penguburan langsung, dengan wadah tempayan, dan kubur perigi.
Dari temuan tinggalan-tinggalan budaya tersebut sesungguhnya mengandung nilai-nilai yang bisa kita petik dalam mengangkat persoalan penting yang terkandung dalam situs yaitu nilai yang berhubungan dengan kebinekaan (multikulturalisme).
Melalui temuan di Situs Gunung Srobu tersebut kita bisa belajar tentang bagaimana keterbukaan, toleransi, keinginan untuk saling memberi dan saling menerima  budaya yang bertemu dan berinterksi satu dengan yang lain.
Temuan ini juga menggambarkan sekaligus menggugah kita bahwa melalui cara itu akan menumbuhkan suatu budaya yang lebih baik, nilai-nilai itulah yang terkandung di dalamnya dan kita warisi sehingga dapat memperkuat rasa kebangsaan dalam bhineka tunggal ika yang menjadi bagian dari tata kehidupan masyarakat Indonesia
Situs Gunung Srobu sangat berpotensi menunjukkan bagaimana adanya interaksi antara masyarakat yang memiliki budaya Austronesia dengan masyarakat yang sudah ada sebelumnya (komunitas Australomelanesid), karena kita menemukan cukup banyak artefak yang menunjukkan percampuran dari unsur-unsur budaya yang mereka miliki seperti ditemui pada penggambaran arca megalitik Srobu.
Jika situs ini dikembangkan dan dikelola tentu ke depannya sangat berpotensi mejadi situs yang akan dikunjungi masyarakat sebagai tujuan wisata sejarah, misalnya untuk memperkenalkan multikulturalisme dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
Disusul kemudian dari situs Gunung Srobu masyarakat bisa belajar bahwa Indonesia itu penuh dengan percampuran budaya, tidak ada yang asli tetapi semuanya memberikan kontribusi terhadap terbangunnya kebudayaan di Indonesia
Prospek yang dapat kita gali dari situs ini seperti pemukiman yang cukup luas dan temuan yang cukup beragam, menjadikan situs Gunung Srobu sebagai situs yang sangat penting bagi situs Cagar Budaya Indonesia, sehingga situs ini layak dijadikan Cagar Budaya Nasional, karena budaya situs mewakili interaksi antar budaya-budaya yang ada di lokasi tersebut.
Situs Gunung Srobu merupakan sebagian dari aset yang dimiliki Kota Jayapura - Provinsi Papua, yang perlu dimanfaatkan dan dilestarikan. Pemerintah Kota Jayapura perlu melakukan kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk mengelola aset tersebut, terutama dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan berguna untuk pendidikan masyarakat setempat.
Dalam pengelolaan tetap harus memperhatikan kelestariannya, jangan sampai ketika sudah diresmikan dan dimanfaatkan di kemudian hari justru menimbulkan dampak negatif seperti situs menjadi kotor atau semakin rusak akibat ulah manusia dan sebagainya.
Dibutuhkan kerjasama semua pihak secara lintas sektoral, yang penting lagi pemerintah Kota Jayapura harus ikut berpartisipasi, fasilitasi dalam upaya melestarikan dan memafaatkan situs Gunung Srobu tersebut.
Meskipun di kawasan situs Gunung Srobu sudah dilakukan penelitian bertahap dari tahun ke tahun (sejak tahun 2014) secara berkelanjutan, tetapi kompleksitas temuan yang ada di situs belum semuanya dapat terungkap, situs ini masih berpotensi untuk diteliti lebih jauh guna mengungkap tentang makna yang terkandung dalam artefak-artefak yang masih tersebar di seputaran Gunung Srobu.
Di samping itu, situs ini selanjutnya dapat dikembangkan sehingga memberi manfaat bagi masyarakat setempat maupun masyarakat Papua pada umumnya.Â
Penelitian dan pengembangan yang bersifat akademis maupun yang bersifat pemanfaatan bisa dilakukan secara bersama (berkolaborasi) termasuk melibatkan warga. Langkah ini akan memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat setempat.
Oleh: Erlin Novita Idje Djami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H