Mohon tunggu...
Erli Dayinati
Erli Dayinati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Medan

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelusuri Candi Jago di Jawa Timur: Sebuah Perjalanan ke Masa Lampau yang Memukau

13 Mei 2024   11:29 Diperbarui: 13 Mei 2024   11:40 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin,23 Maret 2024, pukul 08.00  WIB, kelompok Modul Nusantara Gajayana berkunjung ke Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur untuk menjelajahi keindahan Candi Jago. Tim kelompok Gajayana bertemu dengan narasumber utama yaitu Bapak Mulyanto selaku juru pelihara nusantara Candi Jago ini, seorang ahli dalam merawat kekayaan budaya Nusantara. Dengan bimbingan Bapak Mulyanto, juru pelihara Candi Jago, kelompok gajayana menjelajahi berbagai aspek candi, mulai dari sejarah, relief, hingga arca yang ada di area candi.Tim kelompok Modul Nusantara Gajayana mendapatkan banyak pengetahuan baru.

Dokumentasi Kelompok Modul Gajayana
Dokumentasi Kelompok Modul Gajayana

Candi Jago, sebuah peninggalan bersejarah yang memukau terletak di Dusun Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menghadirkan pesona keindahan dan kekayaan budaya.Candi Jago didirikan oleh Raja Krtanegara, raja Kerajaan Singasari untuk menghormati ayahnya. Raja Wisnuwardhana, yang wafat pada tahun 1268 M. Asal kata "Jago" berasal dari kata "Jajaghe" yang terdapat pada kitab Nagarakrtagama. Keistimewaan Candi Jago terletak pada nafas keagamaan yang diwakilinya.yaitu Siwa Buddha, sebuah perpaduanajaran Hindu dan Buddha yang berkembang pada masa kerajaan Singasari. Perpaduan tersebut dapat terlihat pada relief yang menghiasi bagian kaki hingga dinding ruangan teratas, dimana terdapat kisah Tantri Kamandaka dan Kunjarakarna (Buddha), dan relief Parthayajna, Arjunawiwaha serte Kalavawana (Hindu). .Dibangun dengan megah dari batu andesit yang dipahat dengan indah, candi ini mempesona dengan keunikan arsitekturnya yang memikat.

Keunikan Arsitektur,Candi Jago memukau dengan orientasinya yang menghadap ke barat dan bentuknya yang makin ke atas dengan jenis makin kecil pada setiap lantainya. Mengelilingi candi, terdapat dinding yang memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi keindahan relief yang memikat. Tidak hanya satu, namun dua motif relief yang berbeda memperkaya keunikan candi ini. Relief pertama mencerminkan ajaran Hindu, sementara relief kedua menggambarkan ajaran Buddha. Keduanya menyatukan harmoni spiritual yang memukau.

Dahulu, candi ini memiliki tinggi mencapai 15 meter, namun pada saat ini hanya memiliki tinggi  10,5 meter. Beberapa arca yang dahulu berada di atas candi, kini telah dipindahkan ke bawah karena kekhawatiran akan kerusakan lebih lanjut.Namun, keberadaan Candi Jago tetap memberikan pesan yang dalam mengenai kebesaran masa lampau Jawa Timur. Dari arca-arca yang dipahatkan dengan detail, hingga relief-relief yang mengisahkan kisah-kisah legendaris, candi ini menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu yang sangat mengagumkan.

Pemanfaatan dan Makna Budaya,Candi Jago bukan hanya sekadar situs sejarah yang dipelihara, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran dan kegiatan budaya. Di sini, pengunjung dapat merasakan kekayaan warisan nenek moyang dalam bentuk relief yang menggambarkan kisah-kisah yang sarat akan makna filosofis. Salah satu relief yang menarik adalah relief Santri Gunjara, yang mencerminkan keyakinan Jawa akan proses pelepasan dan kepergian, sesuai dengan ajaran argonawiwaha krisnayana.

Salah satu daya tarik utama Candi Jago adalah keberadaan arca Wisnu Wardana Amoegavasa. Arca ini menggambarkan Dewa Wisnu dalam ajaran Buddha, dengan delapan lengan yang melambangkan kekuatan spiritual yang tinggi. Keberadaan arca ini menjadi bukti akan pengaruh dan keterbukaan budaya yang melintasi batas-batas kepercayaan.

Candi Jago bukan sekadar monumen bersejarah yang beku dalam waktu, tetapi juga merupakan saksi hidup dari kekayaan budaya yang terus hidup dan berkembang. Melalui pemeliharaan dan pemanfaatan yang bijaksana, kita dapat terus merayakan dan menghargai warisan budaya yang berharga ini, sambil memperkaya pemahaman akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Dalam upaya melestarikan warisan budaya ini, pemerintah setempat telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi akses wisatawan ke bagian atas candi. Hal ini dilakukan sebagai tanda penghormatan terhadap tempat suci dan sebagai upaya untuk melindungi peninggalan berharga ini dari kerusakan lebih lanjut.

Meskipun demikian, Candi Jago tetap menjadi tujuan wisata yang menarik bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi sejarah dan kekayaan budaya Jawa Timur. Dengan keberadaannya yang megah, candi ini mengajak kita untuk merenungkan betapa besarnya warisan yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kita, serta pentingnya untuk menjaga dan melestarikannya untuk generasi yang akan datang.Kegiatan ini memberikan wawasan berharga tentang sejarah dan budaya yang terkandung dalam Candi Jago, serta pentingnya melestarikan situs-situs bersejarah ini sebagai bagian dari warisan budaya kita. Ini adalah pengalaman yang memperkaya dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan budaya Indonesia.

Dokumentasi Tim Modul Nusantara Gajayana
Dokumentasi Tim Modul Nusantara Gajayana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun