Mohon tunggu...
Erlangga Wijaya
Erlangga Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis muda yang aktif di media sosial

Muda, Karya dan Kaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Masa Depan Start-Up Pendidikan

26 Oktober 2020   08:12 Diperbarui: 26 Oktober 2020   08:23 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peluang dan ancaman berbading lurus dalam usaha dunia pendidikan. Seiring berajalan menguji para interprenuer ini survive dan mampu tumbuh menjadi satu kekuatan baru, atau gagal secara bisnis dan tutup buku.

Dalam hal ini pelaku bisnis melihat bahwa percepatan teknologi mamangkas mata rantai pengetahuan, ruang dan waktu. Namun kreatifitas dan kekuatan dari masing-masing bisnis harus di uji dengan market yang secara kejam akan memutuskan mereka akan menggunakan fasilitas yang mana.
 
Bisa kita lihat dalam perkembangannya di teknologi pendidikan, ada yang berproses dengan B to C yang mengisi konten-konten pembelajaran K.12. Ruang Guru dan Zenius terlihat begitu konsentrasi mengisi ruang ini, walau di sisi lain pemerintah melalui Kemendikbud juga mengembangkan Platform Rumah Belajar yang dapat di akses gratis oleh insan pendidikan diseluruh dunia.
 
Di vocational dan training kita melihat saat ini banyak dari pelaku edutech yang telah melakukan transformasi dan fokus pada spesifik pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan. Kita bisa melihat semisal GreatEdu, Arkademi, Harukaedu dll.
 
Pemerintah di masa pandemi ini turut juga menyumbangkan system LMS yang dapat digunakan baik oleh kampus dan sekolah secara terpusat dan terintegrasi. 

SPADA Indonesia adalah kependekan dari Sistem Pembelajaran Daring Indonesia, dikembangkan untuk menjawab beberapa tantangan pendidikan tinggi seperti kapasitas perguruan tinggi yang terbatas; keterjangkauan PT yang rendah dikarenakan sebaran yang kurang merata; masih banyaknya perguruan tinggi yang belum memiliki sumber daya pendidikan yang memadai dan berkualitas, perguruan tinggi bermutu lebih banyak masih terkonsentrasi di pulau Jawa; masih rendahnya layanan pendidikan tinggi yang setara dan bermutu; dan masih rendahnya jaminan pemenuhan kebutuhan dan permintaan pendidikan tinggi yang bermutu.
 
Lalu, apakah masih ada peluang dunia Pendidikan?, jawabannya tentu masih terbuka luas. Tinggal kemampuan para pelaku bisnis untuk dapat presisi menjawab kebutuhan dan mempercepat tranformasi. Dengan negara yang begitu luas ini, peluan ini masing terbuka lebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun