Mohon tunggu...
Erland
Erland Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Melihat “Turn Back Crime” secara desain grafis

29 Mei 2016   13:23 Diperbarui: 29 Mei 2016   13:49 2367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Turn Back Crime adalah program kampanye yang dilakukan jaringan kepolisian dunia, Interpol sejak tahun 2014. Tujuannya agar masyarakat bisa bersama-sama memerangi kejahatan terorganisir, kampanye ini menyasar kepada mereka masyarakat umum, kalangan bisnis, serta instansi pemerintah. Menurut interpol, kejahatan yang terorganisir di mulai melalui uang. Uang yang dijadikan dana untuk melakukan tindak kejahatan berasal dari transaksi-transaksi ilegal yang mungkin tanpa sadar sering kita lakukan. 

Adapun yang dimaksud transaksi ilegal antara lain pembajakan baik film, musik, maupun produk kebutuhan sehari-hari hingga kejahatan dunia maya seperti pedofilia dan industri film porno. Interpol percaya bahwa dengan menyadakan masyarakat untuk peduli pada sekitar bisa memutus mata rantai kejahatan yang terorganisir. Caranya macam-macam antara lain dengan tidak membeli produk bajakan dan meningkatkan kewaspadaan pada kejahatan di dunia maya.

Di Indonesia sendiri kampanye Turn Back Crime dimulai sejak 5 Juni 2014, Interpol bekerja sama dengan Kepolisian Indonesia mengajak masyarakat luas untuk bersama-sama memerangi kejahatan dan menciptakan dunia yang aman. Hal ini bisa dilakukan dengan cara turut berpartisipasi dalam kampanye Turn Back Crime melalui website www.turnbackcrime.com atau media sosial Turn back Crime seperti facebook, twitter, dan instagram. mentum teror di Sarinah, 

Jakarta seolah menjadi panggung Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti. Dengan kaus bertuliskan Turn Back Crime, aksi heroiknya terlihat jelas. Nah, baju kaus dengan tulisan Turn Back Crime pun kini menjadi populer dan booming. Bahkan, booming kaos Turn Back Crime ala Kombes Krishna Murti tak hanya digandrungi kalangan dekat kepolisian saja. Desain baju ini mulai banyak dipakai mulai dari anak-anak ABG hingga pegawai di beberapa instansi.Krishna pun mengapresiasi jika banyak orang yang menirukan desain kaos Polri itu untuk digunakan.


Filosofi dari kata 'Turn Back Crime'

Filosofi dari kata 'Turn Back Crime' ini memang sesuai dengan makna sebenarnya, yaitu membalikkan kejahatan alias melawan berbagai macam tindak kejahatan.

“Kalau kaos yg saya desain bisa menginspirasi polisi lain; itu biasa.. Tapi kalau bisa menginspirasi masyarakat luas bahkan institusi lain., spt DITJEN PAJAK, itu luar biasa.. TURN BACK TAX CRIME. Thx bro and sis.. Semoga sukses,” kata Krishna.Krishna pun merelakan jika akhirnya banyak yang menggunaka pola desain kaos polisi itu tanpa khawatir disalahgunakan.

“Kalau warga menyukai kaos nya.. Tandanya warga mulai mencintai polisinya.. Kalau banyak yg dapat rejeki dari apa yg kami lakukan; kami ikhlas lillahitaa’lla,”

“Tidak ada yg salah dengan meniru buatan kami.. Yg salah adalah yg menyalahgunakan utk berbuat jahat,”“Yg ori ttp buatan kami: asli POLO T SHIRT.. Harga terjangkau dg cetakan tulisan terukur jelas.. Yg KW, ya boleh2 aja.. Di Indonesia, apa sih yg gak ada KW nya?”.

google search dan edit personal
google search dan edit personal

Dari sudut pandang desain

Menurut saya desain Turn Back Crime sangat menarik untuk di bahas karena banyak memiliki cerita mulai dari Turn Back Crime dari dunia di bawa ke Indonesia,menjadi tren fasion, dan yang terkini Turn Back Crime yang rawan disalahgunakan. secara pengaplikasian warna kuning putih dan background biru tua ke desain sangat pas dan serasih dengan kepolisian\interpol .Di desain Turn Back Crime terlihat memiliki style gaya desain Swiss Style\ typografi internasional karena terlihat sekali dari cara penyusunan font yang teratur dan sistematis,ditambah dengan tulisan BACK yang di susun dari kanan kekiri stlye tersebut sering sekali didapati di poster poster gaya swiss .

https://robinpagedesign.wordpress.com/
https://robinpagedesign.wordpress.com/
Swiss Style adalah gaya desain grafis yang muncul dan berkembang di Swiss pada tahun 1950-an, gaya ini lebih menekankan kejelasan informasi, komposisi yang objektif dan rasional serta penggunaan tipografi yang dominan. gaya ini sering disebut dengan International Typographic Style karena penggunaan tipografinya yang lebih dominan.

Gaya typografi internasional gaya desain muncul dari swiss yang dinamakan disain swiss atau Typografi internasional . orang-orang yang anti pergerakan ini menuduh bahwa gaya orang-orang yang anti pergerakan ini di dasari pada suatu formula sehingga hasil-hasilnya seragam. Sedangkan pendukungnya beranggapan bahwa tidak ada formula atau keseragaman. Karakteristik gaya internasional ini meliputikepaduan visual disain yang dicapai dengan pengorganisasian elemen-elemen secara asimetris pada suatu grid yang disusun secara matematis pemakaian type sans serif ,typografi di susun dengan komposisi rata kiri dan tidak rata pinggir kanan fotografi dan kopi objektif yang menyatakan informasi visual dan verbal, gaya ini percaya bahwa typografi sans serif mengekspresikan semangat jaman sekarang grid-grid matematisnya adalah alat yang harmonis dan mudah di baca gunamenyusun informasi

Ciri-ciri Swiss Style :

>Penggunaan grid matematis untuk menciptakan struktur yang utuh dan teratur.

>Keseimbangan asimetris.

>Penggunaan fotografi.

>Huruf sans serif terutama Helvetica dan Akzidenz Grotesk.

Swiss Style lebih banyak menekankan pengunaan elemen visual yang minimal seperti tipografi dan layout isi daripada tekstur dan ilustrasi. Salah satu perintis Swiss style/Swiss design yang sangat berpengaruh adalah Josef Müller-Brockmann. Beliau merupakan desainer grafis Swiss yang berperan besar dalam mempopulerkan penggunaan grid system dalam desain grafis. Salah satu bukti peran besarnya, pada tahun 1958 – 1965 beliau mendirikan sekaligus menjadi co-editor jurnal tiga bahasa Neue Grafik (New Graphic Design) yang menyebarkan prinsip Swiss design secara internasional. 

Bagi mereka yang berprinsip pada Swiss Style, penambahan elemen yang tidak perlu tanpa mengekplorasi potensi elemen dianggap sebagai sesuatu yang percuma. Karena itu Swiss Style lebih menonjolkan tipografi sebagai elemen komunikasi yang efisien. Namun yang masih menjadi pertanyaan yaitu pembuat desain dari Turn Back Crime itu sendiri,sayapun mencoba mencari tau dari mulai mencari sumber-sumber dari internet hingga langsung saya email situs resmi interpol internasional namun hingga sekarang saya belum menemukan jawabanya,pada kesimpulanya dilihat dari sisi desain Turn Back Crime memang di buat lebih simple dan modern sejalan dengan perkembangan desain saat ini yang ingin diterima dari segala elemen dan lebih menonjolkan sisi informatif ,komunikasi yang efisien dan semoga bisa lebih bijak dalam menggunakanya .

Oleh:

Erland Dirgantara Rinjani putra (1412313024)

DKV-Reguler  

Program Studi S-1 Desain Komunikasi Visual

Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Tahun Akademik 2015/2016  

Artikel ditulis pada tanggal 28 Mei 2016, ditujukan untuk tugas matakuliah Tinjauan Desain Komunikasi Visual (TINDES), Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Daftar Pustaka

 1. meggs, Philip. 1990, A History of Graphic design terjemahan M.Dwi marianto

, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta

Webtografi

www.papasemar.com

http://www.kaskus.co.id/thread/569f7e599e740418368b4567/kaos-turn-back-crime-jadi-trending-topik/

www.kotakkreatif.wordpress.com

www.sulsel.pojoksatu.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun