Hari itu, di kelas 9.10, suasananya berbeda dari biasanya. Langit yang cerah dan matahari yang bersinar terang seolah menjadi saksi bisu bagi kegembiraan yang sedang menyelimuti para siswa. Mereka bersiap untuk merayakan Hari Guru, momen yang selalu dinantikan setiap tahun.
Bu eli, guru ku, masuk ke dalam kelas dengan senyuman lebar. Ia adalah pahlawan tanpa jas hingga seseorang menyebutnya sebagai "Bu Pahlawan." Wajahnya dipenuhi semangat, dan mata yang penuh dengan kehangatan. Hari Guru bukan hanya hari biasa di mata Bu eli, tapi adalah hari di mana penghargaan dan rasa terima kasih dari para siswa menjadi hadiah terindah.
Para siswa tak sabar membagikan kejutan yang mereka siapkan. Mereka menyerahkan kartu ucapan dan bunga dengan rasa haru dan tulus. Di kelas ini, tak hanya ilmu pengetahuan yang diajarkan, tapi juga kehangatan, persahabatan, dan semangat untuk terus berkembang.
Di akhir pelajaran, Bu eli memberikan kata-kata bijak yang menyentuh hati para siswa. "Kalian adalah masa depan bangsa ini. Belajarlah dengan giat dan teruslah bermimpi besar. Jadilah orang yang memberikan perubahan bagi dunia ini," ucapnya sambil menatap satu per satu siswa dengan penuh harapan.
Seiring lonceng berdentang, mereka meninggalkan kelas dengan rasa syukur. Hari Guru bukan hanya tentang mengenang perjuangan guru, tapi juga membangun hubungan yang erat antara guru dan siswa. Di kelas 9.10, harapan dan semangat tumbuh subur, seperti benih yang ditanam di kebun ilmu pengetahuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H