Oleh: Erka Ray
Sebenarnya tidaklah sulit hari ini. Hari berjalan dengan semestinya dan sewajarnya. Hanya saja langit di atas sana mendung, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Orang-orang di jalanan langsung berteduh ke emperan toko atau kemanapun yang membuatnya tak terkena tempias hujan.
Aku mengusap wajah yang terkena hujan. Tadi saat hujan turun dengan tiba-tiba, aku langsung berlari terbirit-birit mencari tempat berteduh di emperan toko yang atap depannya lumayan panjang. Di sampingku ada Ibu-ibu yang sedang berteduh sambih menjinjing tas belanjaannya. Sepertinya baru dari pasar.
Aku menatap hujan. Sekeliap kenangan tentangnya tiba-tiba hadir. Dulu kami bertemu saat hujan. Dia dan aku sama-sama terbirit-birit mencari tempat teduh. Kami sebenarnya hanya dua orang yang awalnya tidak saling kenal. Hingga akhirnya dia menyapa,
"Mbak. Roknya kotor." Begitu katanya sambil menunjuk rok panjangku yang berwarna putih dan sudah kotor bagian bawahnya. Aku hanya mengangguk. Kami adalah orang yang tidak saling kenal waktu itu.
Karena hujan tidak kunjung reda, dan masih saja deras beserta angin kencangnya. Laki-laki itu menyapa lagi.
"Hujannya gak reda ya."
Aku hanya menimpali seadanya. Dari situ kami mulai bercerita untuk menghilangkan jenuh karena menunggu hujan.
Dia bilang dia sedang mencari pekerjaan. Sudah ada beberapa instansi yang dia datangi semuanya menolak. Sudah dua hari terakhir dia ke sana kemari. Sedangkan aku, aku baru saja datang dari kampus lalu mampir ke toko buku. Berjalan kaki hendak menyetop Bus, tiba-tiba hujan.
Kami dipertemukan saat hujan.
Kami terus berbicara. Seru rupanya berbagi pengalaman seperti ini. Hal-hal random terus dibicarakan. Sampai kenapa katak selalu ramai bersuara saat hujan, kami bicarakan di situ.
Sayangnya kisah ini berakhir waktu itu. Hujan berhenti dan kami sama-sama berpamitan untuk pulang.
"Semoga bertemu lagi ya," katanya sambil melambaikan tangan.Â
Di emperan toko itu kami berpisah.
***
Dan saat ini, aku sedang berdiri di emperan toko yang sama dengan waktu itu bertemu dengannya. Tiba-tiba teringat saat kami berlari-lari mencari tempat teduh, lalu tidak sengaja akrab di tengah hujan.
Sebenarnya kisah ini tidak ada spesialnya sama sekali. Aku hanya ingin mengenangnya. Entah siapa dia. Yang aku tahu, namanya Rayhan. Dan namaku Rayana. Sedikit mirip. Tapi tidak ada kata spesial di dalamnya.
Cukup lama hujan ini turun, hingga akhirnya berhenti berhenti juga. Aku harus segera pergi dari emperan toko ini.
Diselesaikan di Pamekasan, 11 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H