aku ada di ujung penamu
yang isinya sudah tersendat-sendat
kamu terlalu lama tidak mengunjungiku
sampai lupa, dulu tintamu penuh
tapi terbengkalai tidak pernah kau gunakan
Aku juga ada di bantal yang kau sebut tak nyaman
padahal dulu kau memelukku erat,
kita saling bertukar hangat
kamu bilang, ini yang ternyaman untuk beberapa saat
dan saat ini, kamu tidak lagi menyentuhku
meski sekedar bertanya kabar