Erkam Pramana
Prodi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Sultan Agung
Dosen Pengampu:
Ibu Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd.
Pandemi Covid 19 menjadi saksi, bahwa dunia seolah-olah telah dibawa ke ranah digital. Berbagai bidang kehidupan, tidak terelakan untuk terdigitalisasi dengan ditandai adanya internet of things, kecerdasan buatan, dan big data. Beberapa tanda kemajuan teknologi tersebut dinamai sebagai era Revolusi Industri 4.0. Digitalisasi yang ada, juga terjadi di dalam bidang komunikasi yang menjadi sarana bagi masyarakat untuk tetap terhubung satu sama lain, ketika interaksi sosial sulit dilakukan. Salah satu kemajuan teknologi yang dimanafaatkan oleh masyarakat adalah aplikasi WhtasApp.
Aplikasi tersebut sangat familiar bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Dilihat dari segi penggunanaya sendiri mencapai 2,41 miliar orang pada kuartal II tahun 2022. Bahkan, ketika aplikasi tersebut mengalami gangguan, dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat. Hal tersebut pernah terjadi pada bulan Oktober yang lalu. Ketika aplikasi tersebut mengalami gangguan hanya beberapa jam saja, sudah membuat tagar WhastApp trending di Twitter.
Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena WhatsApp memilki berbagai keunggulan yang tidak dimiliki oleh aplikasi pesan instan sejenis. Mulai dari hanya perlu menyimpan nomor, tersedia di berbagai jenis perngkat, pengguna yang cukup banyak, mudah untuk digunakan, kontak yang bisa disinkronkan pada surel yang dimiliki, dan adanya fitur buck up data ketika berpindah perangkat.
Dari manfaat yang dimilikinya dalam menghubungkan banyak orang, aplikasi WhatsApp juga bisa dimanfaatkan bagi mahasiswa untuk terbiasa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal tersebut, tentu dirasa penting bagi mahasiswa. Mengingat bahwa bahasa Indonesia di dunia perkuliahan digunakan sebagai bahasa pengantar. Ditambah, ketika nanti dalam penugasan, juga memerlukan keterampilan tersebut sebagai penunjangnya.
Manfaat WhatsApp dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar bagi mahasiswa, dapat diraih dengan cara terbiasa dalam menggunakannya. Sesuai dengan salah satu penulis buku yang cukup terkenal berkaitan dengan kebiasaan baik, James Clear. Kebiasan akan mudah terbentuk, ketika pelaksanaanya dipadukan dengan hal yang disukai. Tentu dalam hal ini, siapa yang tidak suka menggunakan WhatsApp sebagai alat untuk bercengkrama dengan keluarga, teman, atau sekadar mencurahkan isi hati di story Whatsapp.
Dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, berbahasa yang baik adalah bagaimana kita bisa menggunakannya sesuai konteks dan memperhatikan nilai sosial masyarakat yang ada. Hal tersebut dapat diterapkan dengan melihat tempat dan kepada siapa bahasa tersebut digunakan, tetapi tetap memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku. Misalnya, berbahasa dengan teman kuliah tentu berbeda, apabila dibandingkan kepada dosen.
Sedangkan, berbahasa yang benar ialah berbahasa sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)--sampai sekarang, ejaan sudah sampai versi ke-5--yang ditetapkan oleh Kemendikbud. Mulai dari kaidah, pemilihan diksi, kata baku atau tidak, penerapan tanda baca, struktur sebuah kalimat, dan membentuk sebuah paragraf. Sama halnya dengan berbahasa yang baik, hal tersebut juga diterapkan saat lisan dan tulisan.
Berbahasa yang baik bagi mahasiswa dapat dibiasakan dengan melihat lawan bicara kita saat melakukan komunikasi melalui aplikasi WhatsApp. Komunikasi dengan teman sekelas, seseorang yang lebih muda, atau orang yang lebih tua seperti orang tua dan dosen, tentu harus menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Sehingga informasi dapat disampaikan dengan baik dan mudah difahami.
Sementara itu, untuk terbiasa berbahasa Indonesia yang benar. Dapat dimulai dari pemilihan kata baku pada kalimat yang diketik. Baku tidaknya sebuah kata bisa diketahui di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di era kemajuan teknologi dan informasi yang pesat, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengunduh aplikasi KBBI di market aplikasi android maupun IOS. Selain itu, secara instan bisa memanfaatkan media pencarian Google atau sejenisnya dengan mengetikan kata kunci, "Kata baku dari kata yang diinginkan."
Hampir sama dengan kata baku, dalam penggunaan tanda baca dan kata depan juga bisa dibiasakan dengan memperhatikan setiap kalimat yang kita ketik. Baik kalimat yang akan kita kirimkan sebagai pesan maupun caption story WhatsApp. Seperti penempatan tanda titik di akhir kalimat. Lalu memisahkan kata depan "di" pada diksi yang menunjukkan tempat.
Dalam pembentukan sebuah kalimat yang baik bisa dibiasakan dengan memperhatikan stuktur kalimat yang diketik. Sudahkah mengandung seminimal mungkin subjek, predikat, dan objek. Setelah berkaitan dengan kalimat, dalam menyusun paragraf tidak jauh beda. Tetapi, perlu dibiasakan menentukan kalimat inti dan kalimat pendukung, lalu dimana kalimat inti diletakkan, pada awal, akhir, ataupun memilih campuran.
Sehingga, dengan beberapa pembiasan di atas mahasiswa akan semakin mudah untuk terbiasa menerapkan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan tanpa paksaan yang berlebih, serta tanpa sadar. Mengingat, kemajuan teknologi dan informasi berkembang cukup pesat, tidak terkecuali di bidang komunikasi. Perlu kiranya kemajuan tersebut dimanfaatkan, salah satunya adalah aplikasi WhatsApp. Terbiasa berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilakukan dengan hal sederhana, yakni penerapan kaidah yang ada ketika mengirimkan pesan. Pembiasan tersebut bagi mahasiswa cukup penting, karena dapat menunjang dalam dunia perkuliahan maupun berinteraksi dengan sesama teman, guru, ataupun masyakarat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H