Mohon tunggu...
Eriska Cahya Ramadhani
Eriska Cahya Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi UINSA

Saya adalah mahasiswa Sistem Informasi di UIN Sunan Ampel Surabaya sekaligus lulusan pondok pesantren. Dengan latar belakang pendidikan pesantren, saya memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat, yang saya padukan dengan pemahaman teknologi modern melalui studi Sistem Informasi. Saya percaya bahwa kolaborasi antara spiritualitas dan teknologi dapat menjadi fondasi untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama dalam menjawab tantangan di era digital.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Jejak Sejarah Sunan Ampel Serta Pelopor Moralitas Dalam Islam

29 Desember 2024   15:34 Diperbarui: 29 Desember 2024   16:02 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jejak Sejarah Sunan Ampel Serta Pelopor Moralitas Dalam Islam

Surabaya, Indonesia -- Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo, merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Raden Rahmat, dan ia lahir pada tahun 1401 di Champa, wilayah yang kini menjadi bagian dari Vietnam. Sunan Ampel adalah keturunan bangsawan dan cucu dari Syekh Ibrahim As-Samarqandi, seorang ulama besar dari Asia Tengah. Kehadirannya di Nusantara membawa pengaruh besar terhadap perkembangan Islam, terutama di Jawa Timur.

Perjalanan Dakwah Sunan Ampel

Sunan Ampel tiba di Jawa pada abad ke-15 dan menetap di daerah yang kini dikenal sebagai Surabaya. Di sana, ia mendirikan pesantren di wilayah Ampeldenta, yang menjadi pusat pendidikan Islam dan melahirkan banyak ulama besar. Pesantren ini tidak hanya mengajarkan ajaran Islam tetapi juga nilai-nilai moral yang kuat.

Sunan Ampel dikenal sebagai ulama yang bijaksana. Metode dakwahnya menekankan pendekatan kultural, yang menghormati tradisi lokal sambil memperkenalkan ajaran Islam. Ia memanfaatkan kearifan lokal untuk memperkuat pesan moral dan spiritual. Salah satu konsep moral yang ia kenalkan dan masih dikenal hingga kini adalah "Moh Limo.

Konsep Moh Limo

Konsep "Moh Limo" adalah nasihat Sunan Ampel yang bertujuan mengajak masyarakat menjauhi lima perilaku buruk. Dalam bahasa Jawa, "moh" berarti "menolak" atau "menjauh," sedangkan "limo" berarti lima. Berikut adalah lima hal yang diajarkan untuk dihindari:

  1. Moh Main - Menolak judi dan segala bentuk permainan yang merugikan.
  2. Moh Mabuk - Menolak konsumsi minuman keras atau segala zat yang memabukkan.
  3. Moh Madat - Menolak penggunaan narkotika atau zat adiktif.
  4. Moh Maling - Menolak mencuri atau mengambil hak orang lain.
  5. Moh Madon - Menolak perbuatan zina atau hubungan di luar nikah.

Nasihat ini menjadi pedoman hidup bagi masyarakat Jawa saat itu dan tetap relevan hingga sekarang. Moh Limo tidak hanya bersifat religius tetapi juga menjadi panduan etika sosial yang mengajarkan kebaikan dan menjauhi kerusakan moral. "ajaran Moh Limo adalah cerminan dari cinta Sunan Ampel terhadap umatnya, mengarahkan kita pada cara hidup yang lebih baik dan bermartabat."

--- Rekan Nurudin zanki

Filosofi Masjid Ampel

Foto Masjid Ampel
Foto Masjid Ampel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun