Insya Allah dengan cara ini, kehidupan dan sistem pemerintahan di Riau akan terasa jauh lebih berkah dan bermanfaat. Jauh dari berbagai marabahaya.
Itu sebabnya sejak hari-hari pertama memimpin Negeri Melayu, Gubernur Syamsuar langsung membuat kebijakan-kebijakan yang sangat agamis. Misalnya, mengajak bahkan mewajibkan seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk menunaikan kewajiban zakat dari gaji yang diterima setiap bulan dan disalurkan melalui Baznas Provinsi Riau.
Jika seluruh PNS di lingkup Provinsi Riau yang berjumlah tidak kurang dari 18 ribu orang menunaikan kewajiban zakat penghasilan, maka miliaran rupiah akan terkumpul setiap bulan.
Andai hal ini berlaku juga di seluruh kabupaten/kota se-Riau, maka tidak tertutup kemungkinan suatu saat zakat penghasilan yang terkumpul bisa mencapai angka triliunan rupiah. Betapa banyak orang miskin atau kaum dhuafa yang bisa dibantu dan diberdayakan.
Gubernur nampaknya terus bergerak. Baru-baru ini Gubernur bahkan meresmikan gerakan wakaf Rp2 ribu per hari. Tidak tanggung-tanggung, Gubernur bahkan melibatkan Bank Indonesia (BI).Â
Kebijakan yang lebih fenomenal adalah mengubah Bank Riau Kepri (BRK) dari sistem konvensional menjadi syari'ah.
Dan, diulang tahun Riau yang ke-62 ini, Gubernur Riau sepakat mengangkat tagline/tema: "Riau Hijau dan Bermartabat". Hijau dalam makna masyarakat Riau bersepakat memelihara kelestarian lingkungan hidup, terhindar dari kebakaran hutan dan lahan, menjunjung tinggi nilai budaya Melayu dalam lingkup masyarakat yang agamis.
Jika ini dapat terwujud, maka harga diri dan martabat masyarakat Riau dengan sendirinya tentu akan menjulang tinggi. Wallahu'alam.
Oleh: Erisman Yahya, Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfotik Provinsi Riau/Sekretaris Komisi Informasi Provinsi Riau
Â
Â