Aksi teror yang mengguncang Bumi Pertiwi dalam beberapa hari ini telah pula mengaitkan Provinsi Riau. Paling tidak, sudah dua kali nama Riau sebagai salah satu daerah di Indonesia mencuat ke permukaan. Ada beberapa alasannya.
Pertama, saat terjadi bentrok antara petugas kepolisian dengan para napiter teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Nama Abu Ibrahim alias Beny Syamsu, seorang napi teroris yang tewas dalam kerusuhan itu disebut sebagai teroris jaringan Pekanbaru, Riau.
Dulu (24 November 2017), Abu Ibrahim dibekuk di Jalan Kopkar Raya, Perumahan Gading Permai, Pekanbaru. Ketika itu, polisi juga menangkap terduga teroris Yoyok Handoko alias Abu Zaid (42) di Indomaret Jalan Bukit Barisan, Pekanbaru dan tersangka Wawan alias Abu Afif (42) di Jalan Kopkar Raya, Perumahan Pandau Permai, Pekanbaru.
Polisi ketika itu juga menangkap tersangka atas nama Handoko alias Abu Buchory di rumahnya, Perumahan Griya Taman Anggrek, Rambah Jaya, Siak Hulu Bukang Raya, Kampar, Riau. Lalu, Nanang Kurniawan alias Abu Aisha di gang menuju rumahnya, Jl Kubang Raya Km 5 Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.
Kelimanya (kelompok Abu ini) ditengarai pernah mengikuti latihan fisik persiapan teror dan latihan menembak di Bukit Gema, Kabupaten Kampar, Riau.
Kedua, nama Riau kembali mencuat ketika Senin kemarin (14/05/2018) Tim Densus 88 Anti-teror yang di-backup jajaran Polda Sumatera Selatan menangkap dua orang pria terduga teroris asal Riau. Disebutkan, keduanya dibekuk saat turun dari bus.
Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain sebagaimana dilansir GoRiau.com menuturkan, kedua orang terduga teroris yang diamankan di wilayahnya itu berinisial HK dan AH. Saat ini, mereka diamankan sementara di Mapolda Sumsel.
Disebutkan, keduanya berencana akan membantu atau melakukan "amaliyah" untuk kasus kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Namun, karena situasi dan kondisi sudah aman, mereka balik kanan.
Lalu, ada juga cerita yang berkembang, bahwa orang-orang yang kita cap sebagai teroris itu sudah "direlakan" kepergiannya oleh sanak familinya. Bahkan dengan kalimat sederhana mereka saling berucap, "sampai ketemu di surga!" Astagfirullah...
Pertanyaan selanjutnya, kenapa Riau? Yang pasti, Riau secara geografis memang sangat pas dijadikan daerah tujuan oleh para teroris. Apalagi Riau yang berada di tengah Pulau Sumatera di pinggiran Selat Melaka sangat dekat dengan negeri jiran Malaysia. Melalui Riau juga terbuka banyak "jalan-jalan tikus" menuju daerah lain untuk pelarian (persembunyian).
Mengingat Riau yang terbukti telah menjadi salah satu daerah tujuan para teroris, karena dari beberapa kali kasus penangkapan, terduga teroris ternyata adalah pendatang atau bukan asli orang Riau, maka kita sangat berharap kepada aparat keamanan untuk secara proaktif melakukan rahasia atau penyisiran terhadap pendatang-pendatang baru di Riau.