Kelebihan dan Kekurangan Film "Tanda Tanya"
Setelah saya menonton film ini, menurut saya, hal yang paling menarik dari film “Tanda Tanya” ini adalah cara pengambilan visual dari film tersebut yang begitu mengesankan. Untuk film yang dirilis tahun 2011, sinematografinya cukup bagus dan menarik pandangan mata karena penggunaan color grading dengan tone hangat yang melengkapi visual dari film ini. Hal ini terbukti dengan keberhasilan film “Tanda Tanya” dalam meraih Piala Citra untuk Sinematografi Terbaik pada tahun tersebut. Film “Tanda Tanya” ini memiliki alur yang jelas dan tidak bertele-tele, namun tetap memiliki plot twist yang membuat film ini menjadi cukup menarik untuk ditonton karena memiliki konflik yang berhubungan dengan masalah-masalah yang sering terjadi di Indonesia, seperti rasisme, terorisme, dan konflik dalam pluralisme.
Walaupun film “Tanda Tanya” ini memiliki kelebihan yang cukup mendominasi, hal ini tidak menutupi adanya kekurangan di dalam film. Saya merasa film ini memiliki ending yang cukup mudah untuk ditebak. Film “Tanda Tanya” berakhir dengan ending yang cukup klasik dan standar, tidak ada hal spesial di dalamnya selain rasa kebersamaan yang digambarkan di dalam film. Plot twist yang berada di dalam film ini juga memberikan kesan terburu-buru dalam memberikan akhiran pada sebuah film. Selain itu, sebenarnya topik yang diangkat sebagai permasalahan utama dalam film ini cukup mengundang kontroversi karena mengandung unsur SARA. Film ini secara langsung maupun tidak langsung dapat menyinggung pihak-pihak tertentu, termasuk penonton film itu sendiri.
Rekomendasi Film "Tanda Tanya"
Film ini memiliki unsur-unsur sensitif yang hanya bisa ditonton oleh orang-orang dengan umur tertentu. Saya merekomendasikan film ini kepada orang-orang dengan umur remaja ke atas sampai dengan orang dewasa. Film ini mengandung pesan yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat Indonesia dalam hal toleransi antar sesama. Nilai hidup yang diangkat dalam film ini juga sangat sesuai karena dapat mengajarkan masyarakat Indonesia dalam pentingnya menghargai perbedaan yang ada. Namun, bagi orang-orang yang tidak menyukai film dengan konflik yang berat dan sensitif, saya tidak merekomendasikan film ini untuk ditonton karena terdapat adegan-adegan yang dapat membuat orang menjadi tidak nyaman saat menonton.
Saya sama sekali tidak merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh anak-anak karena terdapat unsur-unsur film yang tidak pantas untuk dilihat anak-anak seperti kekerasan, rasisme, dan ketidaktaatan kepada orang tua. Jika film ini dilihat oleh anak-anak, takutnya akan memberikan dampak negatif bagi pembentukan karakter mereka. Anak-anak cenderung mengikuti apa yang mereka lihat sebagai bentuk dari proses pertumbuhan mereka, tetapi mereka belum bisa membedakan apa yang seharusnya mereka ikuti dan apa yang tidak boleh mereka ikuti. Sehingga cukup berbahaya bagi mereka untuk menonton film ini.
Kesimpulan
Film Indonesia merupakan sebuah bentuk karya seni dari anak bangsa. Film “Tanda Tanya” ini menjadi bukti nyata bahwa film Indonesia juga tidak kalah jauh dari film-film luar negeri lainnya. Selain kualitas dari film yang bagus, film ini juga dapat menyadarkan orang-orang tentang kenyataan dan realita dari kehidupan negara majemuk yang ada di Indonesia. Film “Tanda Tanya” menggambarkan betapa indahnya jika semua orang saling menghargai dan hidup dengan rukun. Saya sangat mengapresiasi kepada sutradara, produser, penulis naskah, dan juga tim produksi film ini karena berani untuk mengangkat tema pluralisme dalam film “Tanda Tanya” ini. Tidak mudah untuk membuat film dengan tema tersebut karena terkadang masih banyak orang-orang yang sulit untuk menerima keberagaman dalam hal budaya dan beragama. Hanung selaku sutradara film “Tanda Tanya” tidak pernah membicarakan tentang benar salahnya dari film yang ia buat, sebaliknya film ini lebih mengarah kepada hubungan antar manusia untuk menghargai perbedaan yang ada di dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H