Mohon tunggu...
Erinintyani Shabrina
Erinintyani Shabrina Mohon Tunggu... -

aku akan menjadi seorang diplomat dan keliling dunia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menggalakkan Edukasi Siaga Bencana Melalui Sandiwara Radio

14 September 2016   20:13 Diperbarui: 14 September 2016   20:23 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi pertanyaan yang selanjutnya mencuat. Dengan potensi bencana yang tinggi di tanah kelahiran kita, sejauh apa persiapan kita tentu harus diperhatikan. Masih segar dalam ingatan ketika gempa bumi sangat dahsyat melanda daratan Aceh pada 2004 silam, dimana korban jiwa mencapai 220.000 orang meninggal dunia dan menjadi gempa bumi serta tsunami paling buruk sepanjang sejarah. Bencana ini menjadi sorotan dunia internasional dan banyak bantuan kemanusiaan berdatangan.

Melihat karakter orang Indonesia dalam menghadapi kesulitan pasca bencana menimbulkan kekaguman. Begitu cepatnya masyarakat Aceh kala itu bangkit dari keterpurukan. 10 tahun setelah bencana dahsyat menimpa tanah mereka, Aceh telah terbangun dengan rapi. Masyarakat kembali melanjutkan hidup, beraktivitas untuk mencari pundi rupiah.

Walaupun mengagumkan dengan ketangguhan masyarakat sekaligus cemas karena masyarakat kemudian akan cenderung lupa bahwa bencana bisa datang kapan saja tanpa memberitahu terlebih dahulu. Karakter masyarakat Indonesia yang kerap pasrah dapat mengurangi kewaspadaan dan kesigapan dalam menghadapi bencana alam. Oleh karena itu menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk tidak sekadar menerima julukan Indonesia sebagai negeri yang rawan akan bencana, namun harus selalu siap memberikan edukasi mumpuni kepada masyarakat mengenai bagaimana menghadapi potensi bencana alam.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan BNPB, pengetahuan bencana masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan namun sayangnya pengetahuan tersebut belum menjadi sikap, perilaku dan budaya dalam masyarakat. Masih banyak masyarakat yang menghuni kawasan yang sudah jelas rentan akan bencana alam dan berbahaya untuk ditinggal, misalnya dekat dengan kawah gunung api dan atau lereng bukit yang bisa longsor kapan saja. Alat deteksi bencan seperti komponen seismograf gempa bumi dan alat pendeteksi tsunami raib dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

 Untuk itu BNPB menggalakkan upaya untuk mengedukasi masyarakat agar sadar akan bahaya bencana alam seperti penyediaan media center di Posko Tanggap Darurat Bencana, melakukan update berkala di media sosial dan website agar mudah diakses masyarakat, pameran penanggulangan bencana di daerah yang rawan bencana, pamflet dan brosur hingga mengadakan lomba kreativitas tanggap bencana yang bisa diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat.

Komik Waspada Bencana BNPB | blogsidul.blogspot.com
Komik Waspada Bencana BNPB | blogsidul.blogspot.com
                       

Menggalakkan Edukasi Siaga Bencana Melalui Media Sandiwara Radio

Sandiwara Radio yang sempat redup timbul kembali di tengah gempuran teknologi modern
Sandiwara Radio yang sempat redup timbul kembali di tengah gempuran teknologi modern
Yaitu solusi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait sosialisasi kesiagaan menghadapi bencana alam yang bisa menghampiri kapan saja. Jika belum pernah mendengar, Sandiwara Radio ialah pertunjukan drama yang mengedepankan dialog, musik dan efek suara yang akan membuat pendengar mudah berimajinasi terhadap jalan cerita. Diharapkan solusi ini akan berjalan efektif karena tidak semua orang senang dengan cerita yang bersifat ilmiah.

Sandiwara Radio berjaya pada era 1990-an dimana terdapat judul menarik drama untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya waspada dengan datangnya bencana. Karena kala itu penulis belum lahir, saya kerap mendengar cerita Misteri Dari Gunung Merapi, Saur Sepuh yang didongengkan ibu. Lebih menarik dan menggugah dibandingkan mendengarkan kuliah ilmiah selama dua jam. Kala itu penulis langsung membayangkan gemuruh gunung api dan bagaimana orang-orang jaman dulu menyelamatkan diri kala bencana melanda tempat tinggal mereka.

Yang terbaru, BNPB menelurkan Sandiwara Radio Asmara di Tengah Bencana yang dikemas dengan pesan moral dan edukasi agar masyarakat tertarik untuk tanggap bencana dengan media yang menarik. BNPB menyiarkan sarana edukasi berbasis sandiwara radio di daerah rawan bencana serta diputar di jam yang pas disaat masyarakat sedang bersantai, yaitu berkisar pukul 19.00.

 Sandiwara radio ini terdiri dari 50 episode dimana durasinya berkisar sekitar 30 menit. Agar pendengar tertarik cerita disusun secara menarik pada 30 episode awal kemudian episode berikutnya mengenai edukasi tanggap bencana. Seperti judulnya, Asmara Di Tengah Bencana berkisah tentang roman berlatar letusan gunung Merapi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyoto Kusumo. Jatmiko dan Setianingsih, dua sejoki  yang menjalin kasih namun menemui hambatan yaitu perbedaan status. Jatmiko ialah putera Pangeran Tumenggung Jaya Lopo, sedangkan Setianingsih hanya putri seorang kepala desa. Kisah cinta mereka kian dramatis kala Gunung Merapi menunjukkan aktivitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun