Mangata. Ingatlah ini saat hidup tidak seperti yang kita inginkan. Sebuah bayanngan bulan pada air akan membentuk seperti jalan. Ketidak sesuaian itu pun akan menenuntun pada suatu jalan yang akan membawa kita menjadi lebih dewasa dan bijak dalam menjalani hidup.
Suatu hari aku pernah tersesat di hutan. Saat itu aku hendak mengantar teman menuju air terjun Curug Sawer yang berada di kawasan Gunung Tilu, sebuah gunung dengan tiga puncak di kampung halamanku.Â
Bermodalkan ingatan yang aku yakini masih tersemat utuh, tidak pernah terbayangkan bahwa jalur bisa saja berubah karena banyak hal.
Betul saja setelah setengah perjalanan aku merasa aneh karena tak kunjung menemui dua aliran sungai yang bercabang. Di mana, dari sana kami akan mengambil jalur tengah dan masuk ke dalam hutan.
Akan tetapi, yang terjadi adalah jalur sungai yang kami lewati malah semakin menyempit. Sejenak dengan perasaan yang tidak menentu, aku utarakan dengna keraguan, khawatir dan rasa bersalah bahwa sepertinya kami tersesat.
Apa yang harus aku putuskan saat itu hanya ada dua pilihan. Melanjutkan perjalanan atau kembali. Ya, temanku menyerahkan semua keputusan itu padaku. Apa yang akan kalian pilih jika berada di posisiku?Â
Aku memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Siapa yang tahu mungkin saja ada jalan lain yang bisa kami lewati, walau hanya 1%.
Perjalanan pun berlanjut, hingga di satu titik dari kejauhan kami menemukan air terjun yang tidak kalah indahna dengan air terjun yang menjadi tujuan awal. Walau tidak setinggi Curug Sawer, entah kenapa ada rasa senang yang menerpa.Â
Apa pun alasannya, aku semakin yakin bahwa melangkah terus ke depan tidak selalu buruk, walau sebetulnya tantangan lain menghadang. Di mana untuk melanjutkan perjalanan kami tidak mungkin melewati curug dengan tinggi sekitar 5 meter tersebut.
Hanya ada satu jalan yaitu jurang di sebelah air terjun dengan tekstur tanah yang bisa menyebabkan longsor jika tidak hati-hati menginjaknya.
Kenapa tidak kembali dan malah melakukan perjalanan yang penuh resiko itu?