Bukankah menyayat hati, seorang ibu yang tak berperan sebagai ibu?
Bukankah memilukan, seorang berumah tangga namun hampir selalu sendirian karena pekerjaan?
Lalu jika dituliskan tentang Kewajiban,
maka cukuplah wanita-wanita berdiam di rumah, menjalani dan memenuhi kewajibannya sebagai wanita yang utuh. Tak perlu mengobsesikan puncak prestasi, puncak karir, kesuksesan materi.
Lalu jika dipahatkan tentang Kodrati,
maka cukuplah wanita-wanita menjadi dan mengabdikan diri sebagai ibu yang berperan utuh. Tak perlu terobsesi berperan menjadi ayah, yang menafkahi, mengumpulkan materi.
Bukankah Tuhan Maha Adil dan Bijaksana, sehingga dilahirkan keturunan dari seorang wanita dan seorang pria.
Karena wanita lah sosok ibu,
karena pria lah sosok ayah.
(dari hati wanita yang dilema)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H