Mohon tunggu...
Erina Yatmasari
Erina Yatmasari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis

Manusia biasa yang senang belajar berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Rose RTC] Lemon

16 September 2016   12:05 Diperbarui: 17 September 2016   19:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Dhug!!!"

"Aduuuh!!!"

"Meu!!! Meu!!! Meeeuuuuu...uuu!!!" 

"Maaf! Maaf! ... Mari saya bantu berdiri," cowok berseragam sekolah SMK tetangga itu mengulurkan tangannya.

"Bodoh! Jadi lari ke mana juga kucing kecilnya!" Riana seperti kerasukan setan di siang bolong #eh ... sore itu meneriaki si cowok yang masih berdiri bingung di depannya, sambil mengucek-ucek puncak kepalanya sendiri, yang tadi berbenturan dengan kepala Riana.

Cowok itu cuma tersenyum ... #eh ... manis juga batin Riana yang akhirnya dengan susah payah bangkit dari posisi terjatuhnya sendiri, karena cowok itu sudah tidak mengulurkan tangannya lagi.

"Kasihan kucing kecil itu... tau!" Riana masih nyolot, tapi mungkin bukan karena kehilangan jejak si anak kucing berwarna kuning terang itu.

"He... eh... iyaaa...," sahutan ragu cowok itu nyaris tidak terdengar.

---

"Meu! Meu! Meeeuuu... uuu...!" suara itu menyentakkan Riana yang sedang asyik melahap semangkuk bakso campur dengan sambal persis seukuran satu sendok makan.

"Hei! Kamu! Yaaa... kamuuu!!!" Riana secepatnya bangkit dari duduknya sambil berkacak pinggang memanggil seorang cowok yang tak jauh berdiri dari warung bakso di depan sekolah mereka yang saling bertetangga itu, sambil tampak menggendong seekor anak kucing berbulu kuning terang.

Yaaa... itu kan cowok yang kemarin berbenturan kepala dan jatuh bersamanya di jalanan depan sekolah itu, anak kucing itu pun adalah anak kucing yang kemarin akan diambil Riana dari tengah jalanan yang ramai kendaraan bermotor lalu lalang.

Cowok itu mendekat... Di luar dugaan Riana tangan cowok itu dengan cepat menyambar dan menarik tangannya, menggenggam erat jemari dan telapak tangan milik cewek yang sedikit tomboy itu. Riana yang sangat terkejut, tidak bisa memberi perlawanan apa-apa, ketika cowok yang sedang menggendong anak kucing berbulu kuning terang itu menggandengnya sambil setengah berlari ke arah belakang warung yang sedang tidak ada siapa pun. Cowok itu lantas menyandarkan badan langsing tinggi Riana di dinding belakang warung bakso itu.

"Kamu Riana, kan?" cowok itu berhadapan lekat berdiri di depan Riana sambil masih belum melepaskan genggaman tangannya pada tangan Riana.

"Ups... maaf... Rian kamu pasti terkejut kan bahwa aku mengetahui namamu...," cowok itu melanjutkan kata-katanya dengan datar, tenang, tetapi diiringi senyum terindah yang pernah dilihat Riana, dengan sederetan gigi ala peps*den* nya itu.

"Oke... jangan terkejut... apalagi takut... emmm...," cowok itu menghela napas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. Riana masih terpaku, tak bisa membalas berkata apa pun... terpesona...

"Ini buat kamu Rian... Riana... It's just a September gift... and may be... Oh... I mean... I love you...," cowok itu mendekatkan bibirnya ke telinga Riana. Perlahan cowok itu melepaskan genggaman tangannya pada Riana. Sebagai penggantinya, cowok itu menggengamkan anak kucing berbulu kuning terang itu ke dalam tangan kanan Riana.

Cowok itu kemudian bergerak menjauh sambil masih terus menatap dan tersenyum pada Riana.

"Namanya... Lemon... yaaa... Lemon... a gift for you in September... with all of my heart...," ujar cowok itu sambil menghilang di balik dinding samping warung bakso. Riana hanya terdiam... bingung... dan sejuta rasanya seolah berdendang tentang... kasih... kau beri udara untuk napasku... di September ini.

---

SELESAI

 

karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RTC

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rumpies10/rosertc-event-fiksi-romansa-september-rtc_57d6d41e2423bd0e4ae3f899

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun