Mohon tunggu...
Erina Friesca Ariana
Erina Friesca Ariana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar

Sedikit tapi bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Emas, Bukan Membuat Cemas

21 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 21 Desember 2024   14:03 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kecemasan siswa tidak selalu berasal dari sekolah saja. Terkadang, masalah di rumah atau pengalaman pribadi juga berkontribusi. Oleh sebab itu, penting bagi sekolah untuk berkolaborasi dengan orang tua dan, jika diperlukan, melibatkan konselor atau psikolog profesional. Komunikasi yang baik antara sekolah dan rumah dapat membantu dalam mengenali tanda-tanda kecemasan sejak dini, sehingga intervensi yang tepat bisa segera diberikan.

Akhirnya, sistem pendidikan juga perlu meninjau kembali fokus yang terlalu besar pada pencapaian akademik. Siswa harus diberikan kesempatan untuk berkembang di bidang non-akademik, seperti seni atau olahraga, untuk menyeimbangkan tekanan belajar dan menjaga kesejahteraan mental mereka. Dengan begitu, siswa tidak hanya akan tumbuh secara intelektual, tetapi juga memiliki kesehatan mental yang baik, yang sangat penting bagi keberhasilan mereka di masa depan.

Langkah terakhir yang sering terlupakan namun sangat penting adalah peran doa dari orang tua untuk anak-anak mereka dan dari guru untuk siswa-siswanya. Doa merupakan bentuk dukungan spiritual yang tak terlihat, namun memiliki kekuatan besar dalam membimbing, melindungi, dan membantu perkembangan mereka, baik dalam hal akademik maupun pribadi. Meski sering kali terlewatkan dalam kesibukan sehari-hari, doa dari orang tua dan guru dapat menjadi sumber kekuatan dan harapan yang membentuk karakter serta keberhasilan anak dan siswa di masa depan.

Siswa emas bukanlah mereka yang sekadar mengumpulkan banyak piala dan prestasi akademik, melainkan mereka yang memiliki akhlak mulia yang memancarkan nilai-nilai kebaikan, seperti piala yang berkilau. Keberhasilan sejati seorang siswa bukan hanya diukur dari penghargaan yang diperoleh, tetapi dari sikap, etika, dan perilaku yang mencerminkan nilai moral serta kebaikan hati dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang berakhlak baik akan menjadi teladan bagi orang lain, dan ini adalah prestasi yang jauh lebih berharga dan langgeng daripada sekadar deretan piala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun