Kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi kita mendapatkan apa yang kita lakukan. Ada suatu kisah yakni kisah tentang
Ibunda hajar dan Nabi ismail, ketika kehausan di tengah gurun, kemudian ada keinginan minum, sudah berdoa dan berusaha berlari-lari. Ada fatamorgana hingga lari-lari dari shofa ke marwah sampai tujuh kali. Hingga mendapatkan katika kaki ismail menjejak tanah. Ada keinginan saja tidak cukup, berdoa saja tidak cukup, harus ada usaha.
Rumus = Keinginan + Doa + Usaha
Siapapun ingin anak yang sholeh. Cukup bapak ibunya saja yang begini, anaknya jangan.
Ada 2 kisah.
1Allah telah mempermudah kisah anak-anak shalih dan shalihah, diringankan hisabnya dipercepat hisabnya ketika berjejer depan surga. "Udhulil jannah...Nduk, le..masuklah ke dalam surga"
Anak shalih shalihah tidak lari kenceng, tapi di depan pintu surga menengok sebelah kanan, kiri, atas...mereka mencari ibu dan bapaknya.
"Kok ayahku mana? Ibuku mana? Kok tidak ada dalam pintu surga"
Anak shalih shalihah belum mau masuk surga karena orang tuanya belum ada dalam surga. Sedangkan orang tuanya masih banyak hisabnya, masih ada urusan yang dihitung, dipertanggungjawabkan amalnya.
Anak shalih shalihah tidak mau masuk surga. Akhirnya Allah ringankan hisabnya, Allah mudahkan pertanggungjawaban.. Hingga hadirkan di samping anak shalih shalihah karena permintaan anaknya.
2 Ada sepasang suami istri ini ditetapkan menjadi penghuni surga. Ada teriakan dari neraka, jangan dimasukkan neraka dulu. Mereka memang rajin tahajud, tilawah, ibadah. Mereka tidak mengajak saya dengan ibadah, saya menyeret mereka menjadi penduduk neraka.
Na'udzubillahi min dzalik...
Anak adalah titipan-Nya
Tugas orang tua adalah mendidiknya.
Siapa yang berhak mendapatkan anak sholih?
Allahummagfirli walidayya warhamhuma kama robbaya ni shogiro
Ya Allah ampunillah dosaku dan dosa orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka mendidikku sejak kecil.
Sering kali anak tidak memperhatikan orang tua.
Kalau anda tidak merasa mendidik? Berarti anda tidak dapat doanya. Kalau merasa mendidik berarti anda mendapatkan doanya.
Tang berat itu bukan menghidupi tapi mendidik.
Rezeki anak itu sudah di atur. Bahkan cicak dinding itu sudah diatur rezekinya. Selama mau merayap rezeki didatangkan. Cicak hewan tidak bisa terbang, tapi makanannya terbang. Kok Bisa?
Selama masih ada ikhtiar pasti diberikan Allah. Jangan pernah berfikiran "Anak saya kok gini ya", tidak harus sama. Setiap anak itu punya kelebihan. Setiap anak itu terlahir fitrah. Ciptaan Allah itu pasti hebat.
Masa depan itu adalah hidup setelah mati.
Apa bekal mendidik anak hebat. Mendidik anak itu berat dan panjang. Kalau sholat ada tata cara hanya takbiratul ikhram sampai salam, tapi mendidik anak itu berat dan panjang.
Bekalnya adalah :Ilmu, mindset, kerjasama, teladan, kesabaran , doa, memuliakan gurunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H