Akhir-akhir ini di jagat maya terlihat berita yang sangat menjadi bahan cibiran warganet. Ya, kisah para santri penghafal Al Qur'an yang tutup telinga karena tidak mau mendengar alunan musik. Memang musik itu sangat digandrungi oleh sebagian.Â
Mulai dari jazz, pop, klasik, maupun dangdut yang menjadi idola sebagian kaum. Menurut survei tahun 2017 Â yang dilakukan oleh Skala Survei Indonesia bahwa sebesar 58.1% publik kita memang suka dangdut.(Indonesia, 2017) Â Hal ini membuktikan bahwa musik cenderung disukai oleh masyarakat terlebih musik yang menggebu-gebu semangatnya.
Namun hal langka terjadi yakni fenomena santri yang menutup telinga mereka ketika mengantri vaksinasi terdengar musik. Mungkin beberapa mengatakan tidak langka hal seperti ini, namun buktinya banyak warganet yang masih "nggumun" dengan semua yang menutup telinga mereka ketika mendengarkan musik.Â
Perlu diketahui bahwa telinga mereka adalah milik mereka, ibaratnya kalau seekor burung punya sayap yang bebas terbang ke angkasa kita tidak bisa mengatur "Oh burung kamu terbang pake sayap kanan saja, terbang ke rumah dia ya".Â
Haha tentu hal tersebut tidak bisa kita atur karena itu di luar kendali kita. Nah mereka yang memiliki telinga mereka sendiri juga berhak mendengar apa yang mereka suka dan tidak mendengar apabila tidak suka.
Karena fokus menghafal Al Qur'an bukan perkara sepele. Al Qur'an adalah kitab suci yang berisi firman-firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Firman Tuhan Yang Maha Menciptakan. Meskipun satu ayat demi satu ayat mereka tempuh, tapi tidak menyurutkan semangat mereka.Â
Sebab orang-orang yang menghafal Al Qur'an itu adalah orang-orang pilihan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala, banyak orang yang sebenarnya diberi kesempatan lebih namun hatinnya belum bergerak untuk menghafal kalamullah tersebut.Â
Dan tentunya  menghafal Al Qur'an bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Bukan perkara yang mudah untuk menghindari godaan dan cobaan, tapi bukan perkara yang tidak mungkin untuk bisa dihafal dan dijaga. Santri yang begitu luar biasa istiqomah semoga segera mutqin 30 juz Al Qur'an aamiin.
Nah dari gambaran di atas setiap orang memiliki presepsi tersendiri bahkan tidak perlu menganggap paling benar. Kita Indonesia, kita Bhinneka Tunggal Ika. Â Setiap perilaku orang lain yang tidak sesuai dengan apa kata kita, ya sudah tugas kita menyampaikan urusan yang lain biar Tuhan yang menggerakkan hatinya.
Referensi :
Indonesia, S. S. (2017). JENIS MUSIK YANG DISUKAI PUBLIK INDONESIA. https://www.skalasurveiindonesia.com/jenis-musik-yang-dicintai-publik-indonesia/.