Mohon tunggu...
Eri M. Rijwan
Eri M. Rijwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa S1, yang ingin tau tentang pengetahuan dan haus akan ilmu. saya suka membaca manga dan juga suka bermain bola.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Egrang

23 Desember 2023   19:55 Diperbarui: 23 Desember 2023   20:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Egrang, terutama di Indonesia, memiliki berbagai nama di berbagai daerah. Asal-usul nama "egrang" berasal dari bahasa Lampung, merujuk pada terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Di Provinsi Sumatera Barat, egrang disebut tengkak-tengkak, mengambil kata tengkak yang berarti pincang. 

Di Bengkulu, tengkak berarti sepatu bambu. Di Provinsi Jawa Tengah, egrang dikenal sebagai jangkungan, diambil dari nama burung dengan kaki panjang. Kalimantan Selatan menyebutnya batungkau, dan di Sulawesi Selatan, egrang dikenal sebagai longga atau dongga, terinspirasi dari cerita rakyat setempat tentang hantu Longga/Dongga.

Egrang merupakan salah satu permainan rakyat yang unik dan menyenangkan. Meski terlihat sederhana, namun permainan ini sejatinya memerlukan keterampilan mumpuni dalam menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, kecepatan dan ketepatan juga menjadi kunci dalam permainan ini.

Permainan ini bisa dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi permainan ini tetap dikategorikan permainan anak-anak. Egrang biasanya dimainkan oleh anak berusia 7-13 tahun.

Egrang yang mulai berkembang tahun 1960-an di Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini dikenal sebagai suatu pertunjukan yang diiringi berbagai alat musik tradisional Jawa Barat.

 
Egrang tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain seperti Prancis, di mana disebut Tchangues. Tchangues memiliki tiga kaki, dua dipasang di kaki dan satu sebagai penyangga saat istirahat. Digunakan oleh penggembala di Landes, Prancis, alat ini membantu mereka mengawasi hewan di medan berawa. Permainan egrang memerlukan keseimbangan dan keuletan, dengan nilai sportivitas tinggi.
Bermain egrang memberikan manfaat positif seperti pembelajaran tentang kerja keras, keberanian, ketekunan, kesabaran, dan pelatihan kekuatan fisik.

Aturan Permainan Egrang

Aturan Permainan Egrang Dalam permainan egrang sangat dibutuhkan keseimbangan yang tinggi, karena Teknik permainan nya seperti layaknya orang berjalan. Dalam kompetisi, standar ukuran lapangan permainan egrang adalah 50 meter dengan panjang lintasan dan lebar lintasan 7, 5 meter. Adapun jumlah peserta di dalam lintasan hanya lima, sehingga masing-masing mempunyai lintasan selebar 1,5 meter. Aturan permainan egrang dibagi menjadi dua, yaitu lomba lari dan lomba menjatuhkan lawan dengan cara saling memukul menggunakan kaki bambu. 

Dalam permainan lari, pemain yang dibutuhkan berkisar 3-4 orang, tugasnya adalah berdiri di atas dua buah bambu panjang dan akan berjalan menuju garis finis setelah diberi aba-aba. Namun apabila permainan egrang dilakukan dengan permainan duel atau kompetisi, aturan permainannya adalah 2 pemain terpilih harus berdiri di atas bambu dan saling berhadapan dengan lawan. Apabila kedua pemain sudah siap maka akan diberikan peringatan untuk memulai pertandingan dengan saling menjatuhkan.

Manfaat Egrang

Manfaat Permainan Egrang bagi Anak-Anak sangat beragam, tidak hanya dari segi kognitif tetapi juga mental. Menurut Parkland Childrens Academy, pembelajaran melalui permainan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sambil menyenangkan. Selain sebagai sarana hiburan dan atraksi, permainan egrang memiliki manfaat penting dalam pengembangan dan pengendalian motorik anak. Beberapa manfaat olahraga egrang yang dapat diambil dari berbagai sumber mencakup:

1. Meningkatkan Kekuatan Otot: Egrang dapat meningkatkan kekuatan otot pada tungkai, kaki, abdomen, lengan, dan tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun