Mohon tunggu...
Eril Sadewa
Eril Sadewa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Analis Sejarah

Selamat datang, tulisan-tulisan disini adalah hasil pembacaan saya atas Sejarah Nusantara yang begitu kaya, semoga bisa menjadi jembatan untuk menyelami kekayaan sejarah negeri kita yang indah ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menulis Ulang Sejarah Islam Awal di Tatar Sunda

9 Juni 2024   21:24 Diperbarui: 10 Juni 2024   05:49 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tome Pires tidak menyebutkan secara spesifik kapan pertama kali Islam masuk ke Tatar Sunda. Beliau hanya mencatat adanya komunitas-komunitas Muslim di Timur Tatar Sunda, antara lain Cimanuk, Japura, dan Cirebon. Japura , menurut Tome Pires, direbut oleh Ayah Pate Rodim , yang menjadi Penguasa Demak.  Hal ini bisa memberi kita gambaran tentang berkembangnya Komunitas Muslim Awal di Pesisir Utara Sunda.

Adapun Wawacan Perbu Kean Santang, naskah tersebut tampaknya terlalu dini menceritakan Islamisasi di Tatar Sunda, dengan menceritakan dakwah Kean Santang di ibukota kerajaan. Hal ini bertentangan dengan catatan Tome Pires yang menyebut bahwa Kerajaan Sunda melarang Muslim masuk dengan aturan yang ketat.

Kesimpulan.

Melacak dari sumber-sumber diatas, maka ada dua hal yang perlu dikritisi:

1.Karawang sebagai awal mula Komunitas Muslim di Tatar Sunda. Ini aneh mengingat , dalam catatan Tome Pires, Islam disebarkan para pedagang yang kemudian mengambil basis di pesisir. Pesisir , jelas jauh lebih menguntungkan bagi para pedagang, karena membuka akses perdagangan yang lebih luas.

2. Riwayat didirikannya Cirebon oleh seorang putra Prabu Siliwangi yaitu Raden Walangsungsang bertentangan dengan sumber primer berupa catatan Tome Pires yang mencatat adanya ekspansi  Demak ke Cirebon oleh seorang Budak Gresik yang tidak dituliskan nama aslinya.

Rekonstruksi yang mungkin adalah terjadinya pertumbuhan pedagang-pedagang Islam di Pesisir Utara Sunda , yang memungkinkan timbulnya kekuatan Islam di Pesisir Utara Sunda. Dan, kemungkinan Demak sebagai kekuatan Islam terbesar di Jawa ketika itu, berperan mendukung proses ini, dengan mengirim seorang Pedagang Gresik yang mengabdi pada Kesultanan Demak ke Cirebon, yang merupakan salah satu pelabuhan penting di Tatar Sunda. Meski demikian, hal tersebut baru hipotesa dan butuh dibuktikan dengan riset yang mendalam, dan pengumpulan sumber-sumber kontemporer yang ditemukan di kemudian hari.

Refrensi:

Cortesao, Armando: Suma Oriental Karya Tome Pires dan Buku Franciscon Rodrigues, Penerbit Ombak, 2015 M.

Iskandar, DRS.Yoseph: Sejarah Jawa Barat Yuganing Rajakawasa, Penerbit Geger Sunten, 2018 M.

Atja dan Ayatrohaedi: Nagarakretabhumi 1.5: Karya Kelompok Kerja di Bawah Tanggung Jawab Pangeran Wangsakerta Panembahan Cirebon, Bag.Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda ( Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bandung, 1986 M.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun