Prasasti Sangguran merupakan salah satu prasasti pada masa kuno di Indonesia yang ditemukan di Era Penjajahan Inggris. Prasasti ini memiliki kisah dan latar kesejarahan yang sangat menarik, mari simak artikel berikut untuk mengetahui kisah dan latar belakang kesejarahan dibalik Prasasti Sangguran.
Pada masa Penjajahan Inggris di Indonesia ( sekitar abad ke-19 M), marak terjadi pemindahan artefak yang dilakukan untuk kepentingan Penelitian Barat. Salah satunya adalah pemindahan Prasasti Sangguran. Pada 1812 M, Raffles yang menjabat sebagai Letnan Gubernur Inggris di Jawa menghadiahkan Prasasti Sangguran pada atasannya, Lord Minto, Lord Minto menjabat sebagai Gubernur Inggris di India, beliau hidup antara 1751-1814 M.
Raffles bahkan mencatat penemuan Prasasti Sangguran ini dalam karya monumentalnya, The History Of Java. Raffles menerjemahkan prasasti tersebut, dan hasil terjemahannya adalah prasasti ini berkisah tentang seorang raja bernama Sri Wijaya dengan patihnya yang bernama Brata Wismara. Isi prasasti ini menjelaskan bahwa sang raja bertempat tinggal di Lorkoro dan memerintah dengan bijaksana, sehingga membuat kerajaan dalam kondisi baik pada masanya.
Prasasti Sangguran berukuran 1, 61 M dan beratnya sekitar 3, 5 ton. Prasasti Sangguran merupakan salah satu sumber penting bagi kesejarahan Kerajaan Mataram Kuna.
Adapun, menurut terjemahan J.LA. Brandes, Prasasti Sangguran berisi pemindahan pusat Kerajaan Mataram Kuna dari Jawa Tengah ke Jawa Timur setelah berakhirnya masa pemerintahan Dyah Wawa. Dalam prasasti tersebut, gelar Wawa adalah Rakai Sumba/ Pangkaja , Paduka Wawa Sri Wijayalokanamottungga. Masa kekuasaan Wawa di Mataram Kuno adalah dari 924-928 M.
Dalam Prasasti Sangguran, disebutkan pengganti Wawa, yaitu Sindok, yang menggunakan gelar Sri Isana Wikrama Dharmotungga. Menurut Sejarawan Paul Munoz, Kraton Raja Sindok terletak di antara Gresik dan Singhasari.
Sejarah Singkat  Kerajaan Mataram Kuna.
Ada baiknya kita mengetahui Sejarah Mataram Kuna untuk melengkapi pengetahuan kita tentang kisah dibalik prasasti ini. Â Pendiri Mataram adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, yang memerintah pada tahun 732-760 M. Catatan Dinasti Tang, yang ditulis pada abad ke 9 M, menggambarkan Mataram Kuna sebagai berikut:
" Ada lebih dari 28 kerajaan kecil, namun semuanya mengakui supremasi Chopo ( sebutan Cina untuk Mataram Kuna), Â dan yang pertama adalah Ta tsa kan hiong.
Hal itu konsisten dengan keterangan dari sebuah Kronik Sunda Kuna abad ke-16 M, Carita Parahyangan, yang menggambarkan sosok Sanjaya sebagai berikut:
"Berperang ke Mananggul, kalah Raja Mananggul, Pu Anala panglima perangnya. Terus ke Kahuripan diperangi, kalah Kahuripan. Maka Rahyang Tang Wulukapo tunduk, terus ke Kadul, diperangi, kalah Rahyang Supena, tunduk. Terus ke Balitar, diperangi, kalah sang Ratu Bima.
Bisa jadi, nama-nama yang disebutkan dalam Carita Parahyangan tersebut adalah nama raja-raja yang dikalahkan Sanjaya. Sanjaya mengeluarkan Prasasti Canggal pada 732 M, dan menurut Paul Munoz, beliaulah orang yang pertama kali mengeluarkan prasasti. Prasasti Canggal berisi tekad Sanjaya untuk membuat takluk para musuhnya dan kebijakan-kebijakan Sanjaya.Â
Keturunan Sanjaya selanjutnya memerintah di Jawa Tengah sebagai vassal ( bawahan) Dinasti Sailendra. Â Dinasti Sailendra sendiri merupakan bawahan dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan. Pada masa kekuasaan Rakai Pikatan, Keluarga Sanjaya melakukan pemberontakan terhadap Dinasti Sailendra yang kala itu dibawah kepemimpinan Balaputra, pada 856 M, terjadi pertempuran antara Dinasti Sailendra dan Keluarga Sanjaya. Balaputra melarikan diri ke Palembang, Ibukota Sriwijaya.
Pada 856 M, Rakai Pikatan membangun istananya di Medang. Berdirilah Kerajaan Mataram Kuna. Pada masa pemerintahan Raja Balitung ( 899-910 M), Â Jawa Tengah dan Jawa Timur disatukan di bawah kepemimpinan Kerajaan Mataram Kuna. Â Antara 924-928 M, dibawah pemerintahan Wawa, diadakan perpindahan pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.Â
Periode Kekuasaan Mataram Kuna di Jawa Timur ini, akhirnya dikenal sebagai Periode Isana, mengikuti gelar Raja Mataram Kuna pertama yang bertahta di Jawa Timur, Sindok. Pada puncak kejayaannya, yaitu 990 M, Kerajaan Mataram Kuna mampu menguasai Bali dan Sumatra Selatan.
Nah, itu dia sejarah singkat Prasasti Sangguran dan Kerajaan Mataram Kuna. Semoga menambah wawasan kita tentang Nusantara Periode Klasik.
Refrensi:
Raffles, Thomas Stamford: The History Of Java, Penerbit Narasi, 2008 M.
Munoz, Paul Michel: Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan Indonesia Dan Semenanjung Malaysia, Perkembangan Sejarah Dan Budaya Asia Tenggara, ( Jaman Pra Sejarah-Abad XVI), Penerbit Mitra Abadi, 2013 M.
Wijaya, Daya Negri: Mengaburkan Kekerabatan , Memperkuat Persahabatan, Mekanisme Kerjasama Penaklukkan Inggris Atas Yogyakarta 1812, dalam Antologi Urip Iku Urub, Penerbit Buku Kompas, 2021 M.
Carey, Peter: Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855, Penerbit Buku Kompas, 2014 M.
Danasasmita, Saleh dan DRS.Atja: Carita Parahiyangan ( Transkripsi, Terjemahan, Catatan), Proyek Pengembangan Permuseuman Jawa Barat, 1981 M.
Prasasti Sangguran, Warisan Mataram Kuno yang Diboyong ke Skotlandia Halaman 2 - Kompas.com, diakses 30 April 2024, Pukul 21: 03 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H