Mohon tunggu...
Eril Sadewa
Eril Sadewa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Analis Sejarah

Selamat datang, tulisan-tulisan disini adalah hasil pembacaan saya atas Sejarah Nusantara yang begitu kaya, semoga bisa menjadi jembatan untuk menyelami kekayaan sejarah negeri kita yang indah ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Pakuan Pajajaran dalam Catatan Penjelajah Asing

27 April 2024   07:21 Diperbarui: 27 April 2024   07:24 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pakuan Pajajaran, Ibukota Kerajaan Sunda, merupakan nama sebuah kota kuno yang kini menjadi Kota Bogor, Jawa Barat, Eksistensi Pakuan Pajajaran tidak hanya terdapat dalam sumber lokal saja, akan tetapi juga diperkuat dengan sumber-sumber asing yang merupakan penemuan arkeologis maupun laporan dari orang yang melihat secara langsung kota kuno ini selama masih berdiri.

Thomas Stamford Raffles,  seorang Sejarawan Inggris, dalam bukunya The History Of Java, yang ditulis pada  1817 M, telah melaporkan adanya peninggalan kuno dekat Kota Buitenzorg ( Bogor) yang diduga sebagai bekas Ibukota Pajajaran, meskipun demikian, Raffles tidak mampu menyusun Sejarah Pajajaran secara akurat, karena terbatasnya informasi yang dapat diakses pada masa itu. sehingga ,karya Raffles, The History Of Java, tidak bisa menjadi sumber sejarah yang akurat tentang Pakuan Pajajaran.

Beberapa peninggalan kuno yang ditemukan Raffles antara lain peninggalan patung-patung trimurti, Raffles juga menemukan sisa parit dan bangunan istana di peninggalan Pakuan Pajajaran tersebut. sehingga hal tersebut memperkuat adanya kerajaan di masa lalu. Raffles mencatat bahwa reruntuhan batu di Situs Pakuan Pajajaran tersebut mengelilingi sungai.

Raffles juga menemukan adanya Prasasti Batutulis, meski belum dapat menerjemahkan isi prasasti tersebut secara lengkap.akan tetapi, setidaknya Raffles telah membuka sebuah lubang untuk menggali sejarah Pakuan Pajajaran.

Pada 1937 M, ditemukan sebuah manuskrip berjudul Suma Oriental yang ditulis oleh Tome Pires, seorang Apoteker Portugis yang mengunjungi Nusantara  antara 1512-1515 M, manuskrip tersebut ditemukan dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Filolog Armando Cortesao,  isi manuskrip tersebut memberi kita gambaran yang lebih lengkap mengenai Pakuan Pajajaran pada abad ke-16 M.

Dalam manuskrip tersebut, tidak dituliskan nama Pakuan Pajajaran secara eksplisit, hanya disebutkan Kerajaan Sunda beribukota di Dayo, yang kemudian ditafsirkan Armando sebagai Pakuan Pajajaran berdasarkan penemuan arkeologi yang ditemukan John Crawfurd, yang juga diperkuat penemuan arkeologi oleh Raffles.

Tome Pires menggambarkan Kota Dayo sebagai pusat kerajaan dan tempat tinggal raja, Tome Pires menyebutkan bahwa Raja Sunda dikenal dengan nama Sam Briamg dan menganut Agama Pagan/ penyembah berhala, Kota Dayo dilukiskan oleh Tome Pires sebagai kota yang sangat indah, dan istana Raja Sam Briamg digambarkan sebagai istana yang bagus, dengan 330 pilar kayu setebal tong anggur.

Nama Sam Briamg, memiliki kedekatan nama dengan nama Maharaja Pajajaran yang disebutkan dalam Prasasti Batutulis:

"Dinobatkan beliau dengan gelar Prebu Guru Dewataprana, beliau dinobatkan lagi dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata"

Tome Pires mencatat bahwa pada masa itu, kehidupan di Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran tersebut berlangsung dengan tenteram dan memuji bahwa Kerajaan Sunda diperintah dengan adil, hal ini pun sejalan dengan  isi Prasasti Batutulis yang mengisahkan bahwa pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja dimana pembangunan di Kota Pakuan Pajajaran berlangsung pesat, yang mana hal itu hanya dapat dilakukan dengan adanya pemerintahan yang stabil.

Sejarawan Yoseph Iskandar, berpendapat bahwa raja yang disebut Tome Pires dalam catatan tersebut, adalah orang yang sama dengan Sri Baduga Maharaja yang disebut dalam Prasasti Batutulis. Catatan-catatan ini, membuktikan bahwa keberadaan Pakuan Pajajaran benar-benar eksis di masa lalu, dan merupakan sebuah ibukota dari sebuah kemaharajaan.

Sumber:

Cortesao, Armando: Suma Oriental Karya Tome Pires Perjalanan dari Laut Merah Ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, Penerbit Ombak, 2015 M.

Iskandar, DRS.Yoseph: Sejarah Jawa Barat Yuganing Rajakawasa, Penerbit Geger Sunten Bandung, 2018 M.

Raffles, Thomas Stamford: The History Of Java, Penerbit Narasi, 2008 M.

Djafar, Hasan: Prasasti Batutulis Bogor, Amerta Jurnal Penelitian Arkeologi, Vol.29, No.1, Juni, 2011 M.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun